Kisah Keteladanan Walisongo ( Kelas 4 Bab 5 )
A Siapakah Wali Allah itu?
Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Di samping melakukan hal-hal yang wajib, para wali Allah senantiasa melakukan hal-hal yang sunah serta menjauhi hal-hal yang makruh. Allah Swt. berfirman,
Artinya:
“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Q.S Yunus/10: 62-63)
Bagaimanakah keimanan wali Allah? Apa saja keutamaan mereka? Untuk mengetahuinya, marilah kita ikuti penjelasan berikut ini.
1. Keimanan Wali Allah
Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, misalnya batu, keris, tombak, senapan, dan lain-lain yang merupakan perbuatan syirik. Allah Swt. berfirman,
“Sebagian manusia ada yang mendapat hidayah, sementara sebagian yang lainnya disesatkan karena mereka sesungguhnya telah menjadikan setan-setan sebagai wali selain Allah, sementara mereka mengira bahwa mereka mendapatkan hidayah.” (Q.S al-A’raf/07: 30)
2. Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi keimanan mereka menghasilkan ketakwaan. Mereka melakukan apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Mereka tidak hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan-amalan sunah. Mereka menghindari perkara yang makruh dan menjauhi perkara yang diharamkan Allah.
B Kisah Teladan Wali Songo
Anak-anak, gambar masjid di atas merupakan salah satu peninggalan yang terkenal dari salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan Kudus. Oleh karena itu, masjid tersebut dinamai “Masjid Menara Kudus.” untuk lebih mengenal tentang siapa Wali Songo itu dan kisah teladan apa yang dapat diambil dari mereka, kalian dapat mempelajari penjelasan berikut ini.
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Maulana Malik Ibrahim dikenal pula dengan nama Syeikh Maghribi. Beliau ahli pertanian dan ahli pengobatan. Sejak beliau berada di Gresik hasil pertanian rakyat Gresik meningkat tajam. Dan orang-orang sakit banyak yang disembuhkannya dengan daun-daunan tertentu. Sifatnya lemah lembut, welas asih dan ramah tamah kepada semua orang, membuatnya terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut beliau yang setia. Beliau kemudian mendirikan pesantren yang merupakan perguruan Islam, tempat mendidik dan menggembleng para santri sebagai calon mubaligh. Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 882 H atau 1419, dan dimakamkan di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur, sekitar 20 km di sebelah Barat kota Surabaya.
Kisah keteladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan caracara baru bercocok tanam. Selain berdagang, beliau mengenalkan akhlak dan budi pekerti islami. Beliau adalah pedagang yang murah hati dan dermawan. Tidak hanya bantuan berupa materi, tetapi juga nasihat dan gagasan. Beliau banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. la juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Sunan Gresik menyampaikan dakwah Islam tidak secara langsung, tetapi pengenalan melalui aturan dan akhlak kehidupan, baik dari perdagangan maupun pergaulan.
Sunan Gresik menyampaikan ajaran Islam melalui sikap positif yang dapat diteladani, di antaranya:
- Melakukan dakwah secara bertahap, melalui proses penyesuaian.
- Gigih dan tangguh dalam berdakwah.
- Santun dan dermawan dalam berdakwah. Beliau sering menggelar pasar murah, dan selalu berbagi kepada fakir miskin.
- Toleran dan selalu menjalin hubungan baik antar sesama. Sunan Gresik diangkat menjadi penasehat raja dan menteri Kerajaan Majapahit pada masanya.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya. Kisah keteladanan yang menarik adalah ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia. Sunan Ampel mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Fatah.
Beliau tidak membedakan antara pejabat, nelayan, petani, kalangan atas, kalangan bawah, orang Islam atau bukan orang Islam. Beliau sangat mengayomi kaum lemah, melindungi kaum kecil dan merighargai kaum atas.
Ajarannya yang banyak dikenal adalah falsafah moh limo atau tidak melakukan lima hal :
a) moh main atau tidak berjudi,
b) moh ngombe atau tidak mabuk-mabukan,
c) moh maling atau tidak mencuri,
d) moh madat atau tidak rnengisap candu,
e) moh madon atau tidak berzina.
Sikap yang patut diteladani dari Sunan Ampel di antaranya:
- Berdakwah dengan santun penuh kearifan., dengan tanpa caci maki terhadap pendapat dan agama lain. Kisah teladan menarik ketika Sunan Ampel mengajak Prabu Brawijaya V (Sri Prabu Kertawijaya) memeluk Islam, meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam namun ia terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia.
- Toleran dan selalu menjalin hubungan baik dengan semua kalangan. Secara perlahan, Sunan Ampel melakukan perubahan tradisi, menggelar kegiatan-kegiatan yang bernilai islami.
- Sosok pemimpin yang merangkul tanpa memandang kasta dan jabatan. Sosok Raden Rahmat bukan hanya pemimpin agama tetapi juga bupati.
- Seorang guru yang mendidik dengan penuh keihklasan dalam menyampaikan ilmu kepada muricl-muridnya, sehingga lahir generasi penyebar Islam ke penjuru Nusantara.
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525. Kisah keteladanannya adalah cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati.
Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta, Pasai, Malaka dan Mekah. Beliau menyiarkan agama Islam di daerah Tuban, Pati, Madura dan pulau Bawean.
Ketika berdakwah, beliau akan membunyikan alat musik bonang. Ketika rnasyarakat sekitar datang berkumpul, Sunan Bonang akan melantunkan lagu-lagu yang berisi wejangan-wejangan ajaran Islam. Baik berupa tauhid, akhlak, hingga hukum.
Di antara jasa Sunan Bonang adalah mengislamkan Sunan Kalijaga yang terkenal dengan Brandal Loka Jaya, turut menyukseskan pembangunan Masjid Agung Demak dan salah satu penasehat Kerajaan Islam Demak.
Sikap keteladanan dari Sunan Bonang di antaranya :
a. Penyebar Islam yang gigih dan ulet
b. Seniman kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media dakwah
c. Toleran dalam dakwah
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kisah keteladanannya adalah cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal perilaku yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.
Beliau sangat mengusahakan kesejahteraan sosial dan memberikan ajaran Islam secara ringan sehingga masyarakat mudah menerima isi kandungan ajaran Islam.
Beliau selalu memberikan motivasi yang lebih menekankan pada kerja keras serta kedermawanan untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan kemakmuran. Orang-orang miskin yang tidak mempunyai penghasilan beliau berdayakan. Beliau mengajari cara membuat tambak garam, ikan, udang dan lain-lain Hadirnya Sunan Drajat telah menciptakan lapangan kerja baru.
Sikap keteladanan dari Sunan Drajat di antaranya :
1. Merakyat dan peduli fakir miskin
2. Seniman yang mendidik
3. Berdakwah dengan arif dan bijaksana
5. Sunan Kudus (Ja'far Sadiq)
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Ia memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Ia menduduki posisi sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, dan hakim peradilan negara.
Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
Dinamakan Sunan Kudus, karena beliau berdakwah di daerah Kudus. Sunan Kudus tidak hanya pemberani, tetapi juga tegas dan keras jika berhadapan dengan musuh. Namun, jika berhadapan dengan umat beliau adalah sosok yang lemah lembut.
Sunan Kudus adalah murid Sunan Ampel dan Sunan Gunungjati. Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priayi Jawa. Cara berdakwah Sunan Kudus meniru cara berdakwah gurunya. Beliau sangat toleran dengan budaya setempat dan memperhatikan penggunaan teknologi (arsitektur) yang ada. Sunan Kudus sangat tenggang rasa, menghormati perbedaan dan tidak pernah menyakiti orang yang berbeda pendapat. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
Sikap keteladanan Sunan Kudus di antaranya :
- Pemberani, Sunan Kudus merupakan Senopati Kerajaan Demak.
- Kreatif, Sunan Kudus adalah sosok yang kreatif dan selalu berfikir mencari cara-cara unik dalam menarik simpati masyarak agar memeluk Islam.
- Seniman, selain sebagai ulama Sunan Kudus juga dikenal pencipta tembang Mijil dan Maskumbang.
- Santun dan toleran, Sunan Kudus menyebarkan Islam melalui jalan damai terlihat dani peninggalannya, seperti Masjid Menara Kudus. Beliau memadukan berbagai budaya dan kearifan lokal.
6. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri Prapen yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan sampai ke wilayah timur Indonesia. Ia pernah menjadi hakim dalam perkara Syeh Siti Jenar. Sunan Giri sangat memperhatikan kebiasaan hidup dan tradisi masyarakat. Dalam berdakwah beliau rnelakukan pendekatan-pendekatan yang membuat masyarakat tidak merasa tersinggung. Keteladanan beliau adalah semangat dakwahnya yang tinggi.
Beliau juga berdakwah melalui kesenian. Beberapa permainan anak-anak beliau ciptakan yaitu jelungan, jamuran, delikan dan gendi-gerit. Selain itu, Sunan Girl juga menciptakan tembang untuk permainan anak-anak, yaitu Padhang Wulan, Jor, Gula-Ganti dan Cublak-Cublek Suweng. Permainan dan tembang yang beliau ciptakan dalam rangka mengambil hati rakyat. Ketika rakyat menyukai tembang-tembang dan musik, mereka serta-merta mengikuti ajaran-ajaran yang terkandung dalam tembang-tembang atau permainan yang diciptakan Sunan Girl. Sikap keteladanan dari Sunan Giri di antaranya :
- Santri cerdas, tekun, dan ulet dalam menuntut ilmu
- Toleran dan bijak dalam berdakwah
- Pemimpin yang mengayomi rakyat
- Seniman kreatif
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilirilir dan Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya.
Peninggalan Sunan Kalijaga lainnya adalah gamelan, yang kini disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Gamelan itu dikenal sebagai gamelan Sekaten. Metode dakwah yang dilakukan Sunan Kalijaga sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede-Yogyakarta).
Sunan Kalijaga ikut merancang pembangunan masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid Agung Demak adalah hasil kreasi Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di desa Kadilangu Demak.
Sikap keteladanan dari Sunan Kalijaga di antaranya :
1. Tekun, istiqamah, dan toleran
2. Seniman yang kreatif dan punya banyak ide dan gagasan
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah.
Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria menciptakan tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata. Sunan Muria mengajarkan keterampilan-keterampilan, bercocok tanam, berdagang dan melaut.
Model dakwah tersebut menyebabkan masyarakat merasa gembira dalam mempelajari ajaran penyebaran agama terhadap rakyat jelata beliau juga mendukung Kerajaan Islam Demak serta ikut serta mendirikan Masjid Agung Demak. Sikap keteladanan Sunan Muria di antaranya :
- Sederhana dan bersahaja. Sunan Muria memilih tinggal di pelosok, jauh dari perkotaan dan pusat kekuasaan. la bergaul dengan masyarakat pinggiran.
- Moderat dan toleran dalam berdakwah.
- Dermawan
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin. Ia berjasa mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya yang kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.
Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para wali lainnya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.
Sikap keteladanan Sunan Gunung Jati di antaranya :
- Merakyat, ia sosok teladan yang selalu dekat dengan rakyat.
- Pemimpin arif dan bijaksana
- Menghargai nilai-nilai kemanusiaan
- Santun dan toleran
RANGKUMAN
1) Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
2) Kisah keteladan Wali Songo masing-masing sebagai berikut.
2) Kisah keteladan Wali Songo masing-masing sebagai berikut.
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) mengajarkan semangat berdakwah kepada rakyat jelata dan mengajarkan keterampilan hidup (bercocok tanam).
- Sunan Ampel (Raden Rahmat) mengajarkan Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia dan falsafah Moh Limo.
- Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) mengajarkan sikap bijak dalam berdakwah dengan ikut berkesenian bersama rakyat.
- Sunan Drajat memberikan keteladanan sikap-sikap terpuji dalam berdakwah. Selain itu, beliau juga ikut berkesenian bersama rakyat.
- Sunan Kudus selain berdakwah, juga memperhatikan penggunaan teknologi (arsitektur) yang ada, termasuk membangun Masjid Menara Kudus.
- Sunan Giri mengajarkan semangat dakwahnya yang tinggi. Selain itu, beliau juga menciptakan tembang Islami untuk dolanan anak-anak.
Sunan Kalijaga berdakwah menggunakan kesenian dan kebudayaan rakyat setempat, yaitu melalui wayang kulit dan - Sunan Kalijaga berdakwah menggunakan kesenian dan kebudayaan rakyat setempat, yaitu melalui wayang kulit dan tembang suluk.
- Sunan Muria (Raden Umar Said) juga menggunakan kesenian gamelan dan wayang sebagai sarana dakwah.
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia juga sering bermusyawarah dengan orang lain.
Komentar
Posting Komentar