Kelas VI: BAB III "Hidup Damai dengan Saling Memaafkan"

 


Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:
  1. Menyebutkan arti menyatakan penyesalan dan memaafkan
  2. Menjelaskan pentingnya adab menyesal dan memaafkan
  3. Memerinci ciri-ciri orang yang pemaaf.
  4. Menungkapkan hikmah menyatakan penyesalan dan memaafkan.
  5. Menerapkan dan memraktekkan menyatakan penyesalan dan memaafkan dalam kehidupan sehari-hari
Peta Konsep




Ayo Siap-Siap Belajar
Sebelum mulai belajar, silahkan siapkan alat tulis kalian, kemudian duduklah dengan rapi dan awali dengan berdoa kepada Allah Swt., agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Selanjutnya silahkan kalian melakukan kegiatan pembiasaan seperti tadarus Al-Qur’an.

Renungkanlah!
    Kesalahan terbesar apabila kita tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Dalam setiap permasalahan tidak menjadikan diri kita yang paling benar dan tidak pula mengganggap diri kita sebagai yang paling salah. Bersikap sungguh-sungguhlah pada saat meminta dan memberi maaf karena kesungguhan itulah yang akan menentramkan hati. “Jika kalian berbuat suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa”. ( H.R al-Bukhari)

A. Pengertian Maaf dan Memaafkan
Cermati gambar berikut!
Gambar 3.1 Bersalaman

Aktivitasku
Bayangkan seseorang yang bersalaman adalah Kalian. Sudah sekian lama tidak berkomunikasi dengan baik sebab sedikit perselisihan. Apa yang kalian rasakan dalam jiwa Kalian? Tulislah gambaran perasaan dimaksud!
“ Maaf ya, saya hanya bercanda!”
“ Oh maaf, tidak disengaja!”
“ Sorry bro!”
    Kalian sering mendengar ungkapan ‘maaf’ dalam kehidupan seharihari. Maaf sudah biasa diucapkan. Kata maaf sudah menjadi Bahasa sopansantun yang terpatri dalam etika kehidupan. Maaf mudah diucapkan tapi sulit dipraktikan.
        Kata maaf dalam Al-Qur’an disebut al-Afwu seperti yang sudah Kalian pelajari dalam Bab 2. Al-Afwu artinya menghapus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maaf artinya ungkapan pesenyesalan.
        Dalam Al-Qur’an tidak ada perintah meminta maaf,sehingga dalam ajaran Islam tidak dikenal ajaran (konsep) keharusan meminta maaf. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran bab 3 ini kata meminta maaf diartikan dengan ungkapan penyesalan, sebagaimana arti dalam KBBI.

Mengapa harus menyesal?
Gambar 3.2 Mohon maaf
       Karena merasa bersalah sudah menyakiti atau melukai badan, hati, atau merusak, atau mengambil harta orang lain. Menyatakan penyesalan atas kesalahan yang dilakukan kepada orang yang dianiaya atau dizalimi, berarti menggugah hati orang tersebut agar ia mau dan ikhlas untuk menghapuskan kesalahan dan dosa orang yang berbuat zalim. Ungkapan rasa penyesalan bukan sekedar basabasi memperlihatkan kesopanan, tapi untuk melepaskan belenggu atau rasa bersalah dalam hati.
    Menyatakan penyesalan atas kesalahan berarti menyadari perbuatan salah atau dosa dan menyerahkan sepenuhnya kepada orang yang telah dianiaya. Sedangkan, memaafkan berarti menghapuskan atau melepaskan rasa dendam di hati dengan ikhlas.

B. Pentingnya Menyatakan Penyesalan
1. Pentingkah menyatakan penyesalan?
Rasulullah saw pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim yang isi sabdanya sebagai berikut:
“Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan dan harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal dan maafnya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada manfaatnya harta dan dinar atau dirham. Jika ia punya amal shalih, akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (HR al-Bukhari Muslim).
Mungkin Kalian pernah mendengar orang mengatakan “Menyatakan penyesalan itu gampang, selesaikan dulu masalahnya!”
Betulkah menyatakan penyesalan lebih mudah dari pada memberi maaf atau memaafkan?
Menyatakan penyesalan atas kesalahan membutuhkan jiwa kesatria, berani berbuat berani bertanggung jawab. Orang yang pengecut tidak akan mau menyatakan penyesalan karena ia marasa tidak bersalah, merasa tidak berdosa, atau merasa benar sendiri atas perbuatan atau ucapannya.
Syarat-syarat dan adab menyatakan penyesalan yang baik.
  • a. Mengakui kesalahan
  • b. Menyesali kesalahannya
  • c. Jangan mencari alasan
  • d. Dilakukan dengan sungguh-sungguh
  • e. Bertekad untuk tidak mengulanginya
  • f. Jika berupa harta, mengembalikan hak yang diambilnya
  • g. kesiapan mental untuk merendahkan diri di hadapan orang yang pernah dianiaya atau diẓalimi
Selain syarat-syarat di atas, menyatakan penyesalan harus memiliki kesiapan untuk tidak patah semangat apabila belum atau tidak dimaafkan dalam satu atau dua kali, mungkin berkali-kali menyatakan penyesalan.

Mengapa Harus Memaafkan?
        Manusia yang baik bukan yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi, manusia yang bisa memaafkan kesalahan orang yang telah melukai hati dan perasaannya. Orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.
        Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Ukbah yang diriwayatkan oleh Iman Ahmad dan al-Hakim bahwa memaafkan termasuk akhlak paling Utama penduduk dunia dan akhirat. Sementara Allah Swt. menegaskan dalam Q.S al-Baqarah/2: 263 bahwa perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan.
Nilai pemberian maaf melebihi nilai sedekah harta seperti irman Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2: 263 berikut ini:

Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun (Q.S al-Baqarah/2 : 263)
        Selain bernilai tinggi melebihi sedekah, pahala bagi memberi maaf ditanggung oleh Allah Swt. sebagaimana tertuang dalam surah al-Syurā, Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah.
Syarat-syarat dan adab memberi maaf yang baik
  • a. Ikhlas karena Allah Swt.
  • b. Melapaskan hak membalas
  • c. Tidak menuntut denda atau syarat
  • d. Menghapus rasa sakit hati
  • e. Tidak menyisakan dendam
  • f. Menghilangkan amarah
Aktivitasku
Pernahkah Kalian melakukan kesalahan kepada guru, teman, atau keluarga yang harus menyampaikan penyesalan permintaan maaf atau memberikan maaf?

Tulislah dengan lengkap:
tentang masalah apa : ...............................................................
kapan kejadiannya : ...............................................................
dengan siapa (nama samaran) : ...............................................................
sebab apa : ...............................................................
dan bagaimana kronologisnya : ...............................................................

2. Hikmah Menyatakan Penyesalan dan Memaafkan
        Manusia tidak akan luput dari kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Begitu pun rasa ketersinggungan dari tindakan atau perkataan orang lain yang membuat tidak nyaman di hati. Kalian mungkin pernah merasakan rasa berdosa atau bersalah. Hati gelisah, tidak tenang, rasa takut akan pembalasan muncul tiba-tiba, dan penyesalan telah berbuat salah kepada orang lain. Atau Kalian pernah merasakan sakit hati yang terus menumpuk, semakin lama semakin menggelorakan amarah, dan mengeras menjadi dendam.
        Apabila rasa bersalah dan dendam dibiarkan, lama-lama akan menjadi penyakit hati atau penyakit organ tubuh lainnya. Untuk menghindari itu, Allah Swt menganjurkan untuk membebaskan diri dengan menyatakan penyesalahan dan memaafkan.
Banyak hikmah menyatakan penyesalan dan memaafkan yang Allah Swt. telah janjikan, yakni:
  • a. Dimuliakan oleh Allah Swt
  • b. Mendapatkan pahala melebihi pahala sedekah
  • c. Telah meneladani Rasulullah saw
  • d. Menghapuskan rasa bersalah yang berkepanjangan
  • e. Terbebas dari rasa dendam dan penyakit hati lainnya
  • f. Mempererat persaudaraan
Jadilah Kalian orang yang berani menyatatakan penyesalan jika bersalah dan berlapangdadalah untuk memaafkan orang yang telah menyakiti hati dengan kejahatannya, sebagaimana Rasulullah saw memaafkan Ikrimah bin Abu Jahal.

3. Skenario Bermain Peran.
Aku Memaafkanmu !
Pelaku :           Abdul Ghaffar alias Opay
                        Abdul Wahid alias Wahid
                        Abdush Shamad alias Somad.
Pakaian :         Seragam Sekolah
Latar Waktu :  Siang
Latar Tempat : Di depan kelas

Prolog
Opay, Wahid, dan Somad adalah tiga sahabat. Mereka sudah berkawan sejak kelas 4 sampai sekarang kelas 6 tetap akrab. Dalam berbagai aktivitas sekolah tiga sahabat ini selalu bersama, hingga pada suatu hari terjadi pertengkaran di antara mereka. Somad harus menjadi orang yang nertral. Opay dan Wahid bertengkar gara-gara buku. Pertengkaran mengancam persahabatan mereka.

Opay : “Aku nggak mau tahu, kamu yang harus ganti!”
            (Opay sambil berdiri di hadapan Wahid, tolak pinggang, dan menunjuk ke Wahid)
Wahid : “Apa? Enak saja. Kamu yang pinjam dan kamu yang baca ya kamu yang harus mengganti!”
           (Wahid balas sambil berdiri berhadapan dengan Opay, tolak pinggang, dan wajahnya           didongakkan ke Opay)
Opay : “Tapi kamu yang tumpahkan air ke bukunya!”
            (Opay membentak Wahid, kemudian pergi)
Wahid : “Tapi aku tidak sengaja!”
            (Wahid tetap duduk)
Somad : “Sudah, kamu mengalah saja, kita sudah berkawan sejak lama jangan hancur karena hal kecil.             Masalah buku, kita selesaikan bersama, bilang kepada Pak Guru!”
            (Somad berdiri di dekat Wahid, menepuk–nepuk pundak Wahid)
Somad : “Sudahlah Pay, kita sudah lama berkwan jangan kita hancurkan karena hal sepele. Wahid                     walaupun tidak sengaja mungkin tetap salah. Sekarang, apakah kamu mau saling memaafkan?
            (Somad dan Wahid menghampiri Opay yang duduk menyendiri)
Opay : “Aku ogah minta maaf. Memang aku yang salah?
            (Opay tetap menunduk)
Wahid : “Ok, aku minta maaf. Aku yang salah. Kau maafkan aku?
            (Wahid menghampiri Opay sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman)
Opay : “Ok, aku juga minta maaf.
            (Opay berdiri, menyambut tangan Wahid)
Somad : “Alhamdulillah persahabatan kita masih terpelihara”
            (Somad, Opay, dan Wahid berangkulan)

Aktivitas Kelompok
1. Buatlah kelompok sedikitnya 3 orang
2. Masing-masing berbagi peran
3. Hafalkan dialog masing-masing dengan baik
4. Coba mainkan peran masing-masing dalam satu babak drama
5. Tugas kelompok lain mengamati permainan peran yang bagian tampil

Rangkuman
  1. Deinisi maaf menurut KBBI adalah ungkapan permintaan ampun atau penyesalan
  2. Maaf menurut Al-Qur’an berasal dari kata afwu artinya menghapus
  3. Memaafkan artinya menghapus dan melepaskan rasa dendam
  4. Meminta maaf harus disegerakan sebelum mati
  5. Kesalahan yang belum dimaafkan akan dibayar dengan amal baik atau menanggung dosa orang yang dianiaya
  6. Meminta maaf membutuhkan jiwa kesatria, berani berbuat berani bertanggung jawab
  7. Syarat atau adab meminta maaf mengakui kesalahan, sungguhsungguh, dan berjanji tidak mengulanginya
  8. Memaafkan ciri orang yang bertakwa
  9. Pahala memaafkan melebihi pahala sedekah yang ditanggung oleh Allah Swt
  10. Syarat memaafkan ikhlas, melepas hak membalas, dan tidak menyisakan rasa dendam
  11. Hikmah maaf memaafkan menghapus rasa bersalah, menghapus dendam, mempererat persaudaraan, sehat lahir dan batin, dan hidup tentram dan damai.
Refleksi
Mari kita selalu untuk saling memberi maaf dalam hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Apakah kalian mau memberi maaf atas kesalan teman?

Karakterku
Salinlah tabel berikut pada buku tulis kalian, lalu berikan respon setuju (S), tidak setuju (TS), tidak tahu (TT) serta alasan terhadap resepon tersebut!


Pernyataan  dan Respon
1 Maminta maaf dan memberi maaf merupakan salah satu contoh perilaku terpuji yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Alasan : .........................................................................................................
2 Orang yang baik bukan orang yang tidak memiliki kesalahan, tetapi orang yang baik adalah orang yang meminta maaf atas kesalahan.
Alasan : .........................................................................................................
3 Saya akan selalu mendari orang yang pemaaf.
Alasan : .........................................................................................................
4 Saya akan selalu mengurangi kesalahan dalam bertindak dengan kehati-harian.
Alasan : .........................................................................................................
5 Apabila saya berbuat dosa kepada Allah Swt. maka saya mengucapkan istigfar
Alasan : .........................................................................................................

Unjuk Kerja
Buatlah cerita singkat pada buku tulis tentang pengalaman kalian menyatakan penyesalan dan meminta maaf saat terjadi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari!

Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah mengikuti uji capaian dangan hasil yang memuaskan di atas kriteria ketuntasan, maka diberkan tugas tambahan sebagai pengayaan berupa; menentukan manfaat dari sikap saling memaafkan.

Kisah Inspiratif
Bacalah dengan cermat kisah berikut! 

Maaf dan Doa Rasulullah saw. untuk Ikrimah bin Abu Jahal 
        Kalian tentu sudah tahu siapa Abu Jahal. Ia tokoh Quraisy yang sekaligus pamannya Rasulullah saw. Abu Jahal sangat membenci Muhammad saw. Tidak ada orang Quraisy yang paling membenci Muhammad saw selain Abu Jahal. Karena sangat bencinya kepada Muhammad saw, maka Ia turunkan kepada anaknya, Ikrimah bin Abu Jahal.
    Ikrimah pemuda Quraisy yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang mahir. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap keras ayahnya yang sangat membenci Nabi. Kebencian Ikrimah kepada Nabi saw dan kaum muslimin semata-mata untuk menyenangkan hati ayahnya.
        Kebencian Ikrimah kepada Rasulullah dan kaum muslimin semakin memuncak setelah kematian ayahnya dalam Perang Badar. Ia mengerahkan semua harta kekayaan dan kemampuannya untuk melampiaskan dendam atas kematian ayahnya. Semua kesempatan ia gunakan untuk merintangi dakwahnya Nabi Muhammad saw. Perjanjian-perjanjian damai ia langar semata-mata untuk menghancurkan Nabi Muhammad saw.
        Kebengisan Ikrimah kepada Nabi Muhammad saw telah sempurna 100%, melebihi kebengisan ayahnya. Ketika peristiwa Fatḥu Makkah (Penaklukan Kota Makkah) Semua orang dan tokoh Quraisy menerima Nabi saw dan rombongan kaum Muslimin masuk Kota Makkah, Ikrimah tidak. Ia dan pengikutnya  tetap melakukan kekacauan dan penyerangan. Usahanya gagal, dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah saw. Ikrimah hidup mengasingkan diri jauh dari keluarga dan orang-orang yang sudah hidup damai.
        Ummu Hakim, istri Ikrimah mendatangi Rasulullah saw. memohonkan ampunan untuk suaminya. Setelah permohonannya dipenuhi oleh Rasulullah saw, Ummu Hakim menyusul ke pengasingan. Ia mengabari bahwa Ikrimah sudah mendapat ampunan sekaligus mengajak suaminya tersebut untuk pulang dan menemui Rasulullah saw.
        Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di Kota Makkah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah kalian memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup. Padalah makian itu terdengar oleh orang yang sudah meninggal.”
Gambar 3.3 Ikrimah mengucap dua kalimah syahadat di hadapan Nabi
        Ikrimah tiba, Rasulullah saw. berdiri menyambutnya dengan gembira, kemudian Rasulullah saw duduk, Ikrimah duduk di hadapan Nabi saw. kemudian mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai bukti keislamannya. Ikrimah memohon didoakan kepada Rasulullah saw agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Nabi Muhammad saw. pun memenuhi permintaannya. Semua yang hadir mengamini doa Rasulullah saw. untuk Ikrimah dengan rasa syukur. Wajah Ikrimah berseri-seri. Ia nampak bahagia, kemudian ia berkata. “Demi Allah, ya Rasulullah semua dana yang telah aku keluarkan untuk menghancurkan dakwahmu akan aku tebus dengan pengorbanan semua hartaku untuk menegakkan agama Allah.”
Sumber: Kisah-Kisah Teladan

Catatan Orang Tua:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Komentar