IKM PAI+BP BAB VIII Kelas 4 " Aku Anak Saleh"

 


Gambar 8.1 Anak-anak beragam suku dan agama sedang bermain
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menjelaskan makna salam dengan baik.
2. Membuat paparan mengenai salam dengan baik.
3. Menjelaskan sikap senang menolong orang lain dengan baik.
4. Membuat paparan mengenai sikap senang menolong orang lain dengan baik.
5. Menjelaskan ciri-ciri munafik dengan baik.
6. Membuat paparan mengenai ciri-ciri munafik dengan baik.
7. Menunjukkan sikap toleran dan simpati dengan dilandasi pemahaman akidah yang kuat sebagai cerminan dari iman.


Anak-Anak, tahukah kalian, apakah agama itu?
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Apakah agama itu?” Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.” (H.R. Bukhari)
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa kesalehan seseorang dapat diamati dari perilaku sehari-hari. Semakin saleh seseorang, seyogianya semakin baik pula akhlaknya.
Kalian masih ingat, bukan, bahwa Rasulullah memiliki sifat yang baik? Rasulullah saw. adalah teladan dan contoh paling sempurna bagi kita. Beliau selalu berucap dan bertindak benar (sidik), menyampaikan kebenaran (tablig), terpercaya (amanah), dan cerdas (fatanah). Anak yang saleh adalah anak yang selalu meneladani dan mencontoh akhlak Rasulullah saw.
Jadi jelas, ya, anak saleh selalu berperilaku baik. Kali ini kita akan belajar tentang perilaku baik yang patut dimiliki, yaitu menyebarkan salam dan senang menolong orang lain. Kita juga akan belajar tentang perilaku buruk yang patut dihindari, yaitu ciri-ciri munafik.

A. Salam
Menurutmu, bagaimana seharusnya sikap kita ketika bertemu atau hendak berpisah dengan orang lain? Mengapa kita perlu menyampaikan salam?

Menyampaikan salam termasuk perilaku yang terbaik. Dikisahkan, seseorang  bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr r.a.).
Anak-Anak, tahukah kalian, apakah salam itu? Salam artinya damai. Salam juga berarti pernyataan hormat, tabik, atau ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-Anak, bagaimana ucapan salam itu? Kapan ucapan salam disampaikan? Bagaimana jawaban salam? Siapa yang lebih dahulu mengucapkan salam? Ucapan salam yang lengkap yaitu:
“Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah kepada kalian.”
Salam disampaikan ketika kita bertemu. Salam diucapkan ketika hendak berpamitan atau berpisah. Salam diucapkan ketika masuk rumah. Salam diucapkan ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Salam diucapkan juga ketika memulai menelepon.
Orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan serupa. Berikut jawaban salam yang lengkap.
Artinya:
“Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah juga kepada kalian.” Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Allah Swt. berfirman:
Terjemah:
“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.” (Q.S. An-Nisa/4: 86)

Lalu siapa yang lebih dahulu menyampaikan salam? Dari kisah di atas, kita menjadi tahu bahwa Rasulullah mendahului menyapa dan menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapa pun, laki-laki, perempuan atau anak-anak. Menurut Rasul, orang yang memulai salam adalah orang yang paling utama di sisi Allah.
Rasulullah saw. juga mengajarkan, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, dan kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.).
Bagaimana kesan kalian dengan ajaran Islam tentang salam? Indah, bukan? Anak-Anak, Rasulullah juga mengajarkan, “Maukah kalian aku tunjukkan suatu perbuatan, jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Bagaimana menyebarkan salam dapat menjadikan kita saling menyayangi? Salam berarti ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam berarti penghormatan atau tabik. Salam juga berarti damai. Ketika mengucapkan assalamu alaikum, di dalam benak kita juga berkata, “Saya
menjaga keselamatanmu, maka kamu juga harus menjaga keselamatanku. Mari kita menjaga perdamaian.”
Menyampaikan salam hukumnya sunnah. Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Berarti, “jika saya mengajak damai, maka kalian wajib menjaga damai juga.” Atau “jika kalian mengajakku damai, maka saya wajib menjaga damai juga.”
Negara kita adalah negara yang beragam suku, bahasa, dan agama. Walaupun berbeda-beda, kita tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang aman dan damai. Kita wajib menjaga negara kita agar tetap aman dan damai.

Lakukan aktivitas berikut bersama kelompok kecilmu!

B. Senang Menolong Orang Lain
Anak-Anak, kalian telah belajar tentang pentingnya salam. Menyebarkan salam menjadikan kita saling menyayangi. Apa lagi perilaku yang dapat menjadikan kita saling menyayangi?


Anak-Anak, kita senang jika memiliki sahabat. Kita hidup bertetangga. Kita juga berada di tengah masyarakat. Seyogyanya kita hidup saling menolong. Rasul saw. memberikan teladan dan contoh. Beliau selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga menjenguk anak tetangganya yang sakit. Padahal tetangganya itu berbeda agama dan sangat membenci Nabi.
Allah Swt. juga memerintahkan kita untuk saling menolong. Allah berfirman:
Terjemah:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. Al-Maidah/5: 2)
Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Saling menolong dalam kebaikan berarti saling menolong dalam melakukan yang diperintahkan Allah. Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya. Allah Swt. melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.


C. Ciri-Ciri Munafik
Anak-Anak, kalian telah belajar tentang senang menolong orang lain. Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa dan melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Salah satu sikap yang mengakibatkan dosa dan harus dihindari yaitu munafik.
Anak-Anak, Rasulullah menjadi teladan dan contoh bagi kita. Beliau selalu berkata jujur dan menepati janji.
Jujur merupakan salah satu sifat terpuji yang disukai oleh Allah. Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, atau berkata apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang, misalnya dalam permainan, atau menuruti aturan yang berlaku. Jujur harus dilakukan dalam perkataan maupun perbutanan. Jujur dalam
perkataan berarti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada. Jujur dalam perbuatan berarti mengerjakan sesuatu menuruti petunjuk atau aturan yang berlaku 
Ketika berjanji, kalian juga harus berkata jujur. Jika kalian berjanji dengan teman atau siapa saja, biasakanlah mengucapkan insyaallah. Insyaallah artinya jika Allah berkehendak. Ucapan insyaallah bertujuan mengingatkan pengucap untuk bertekad bulat dan bersiap untuk mewujudkan janji. Pada saat yang sama, pengucap janji dan seseorang yang dijanjikan menyadari bahwa ia tidak mandiri dalam mewujudkan janjinya. Ada banyak hal yang bisa menjadi sebab tidak terlaksananya janji, misalnya sakit atau hujan (cuaca buruk). Orang yang mengucapkan insyaallah menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang dapat mengantar terlaksananya janji.



Rasulullah saw. juga selalu menjaga amanah. Amanah artinya sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan pada orang lain. Amanah juga berarti keamanan dan ketenteraman. Orang yang mendapat amanah memiliki sifat dapat dipercaya dan setia. Dengan demikian, amanah diserahkan oleh pemiliknya kepada orang yang dipercaya akan memelihara amanah itu. Apa yang diserahkan itu aman di tangan penerima amanah.
Amati gambar berikut!

Jika mendapatkan amanah, kita harus selalu menjaga amanah yang diberikan. Kita juga harus memiliki tanggung jawab atas amanah yang diberikan. Kita juga harus rela mengembalikan amanah kepada pemiliknya. Anak-Anak, ketika menerima amanah, kita harus menyadari akan kemampuan untuk memelihara dan mengembalikannya jika diminta oleh pemiliknya. Begitupun ketika menyerahkan amanah kepada orang lain, kita harus meyakini bahwa penerima memiliki kemampuan itu. Menerima
atau menyerahkan amanah kepada orang yang tidak memiliki kemampuan memikulnya akan mengakibatkan kehancuran. Rasulullah saw. tidak pernah berkata dusta, ingkar janji atau berkhianat jika mendapat amanah. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya:
Ciri-ciri munafik itu ada tiga, yaitu: jika berkata, ia berdusta, jika berjanji, ia mengingkari, dan jika dipercaya, ia berkhianat. (H.R. Muttafaq Alaih [Bukhari dan Muslim] dari Abu Hurairah r.a.)
Hadis Nabi saw. di atas menyebutkan tiga ciri munafik, yaitu berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tahukah kalian apakah munafik itu? Munafik berarti bermuka dua. Munafik juga berarti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak. 
Anak-Anak, pada pembelajaran sebelumnya kalian telah belajar tentang senangnya menolong orang lain. Tahukah kalian, bahwa orang yang tidak senang menolong orang lain juga termasuk ciri munafik?
Allah Swt. berfirman: “Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karuniaNya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.” (Q.S. At-Taubah/9: 75-77)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa ada orang yang berjanji bersedekah jika mendapat karunia dari Allah. Orang ini berjanji akan menjadi pemurah dan dermawan. Ketika mendapatkan karunia Allah, ia menjadi kikir, berpaling, selalu menyalahi kebenaran, ingkar janji dan berdusta. Kemunafikannya menjadi bertambah.

  1. Aku membiasakan mengucapkan salam jika bertemu, berpisah, bertamu, berpamitan atau memulai menelepon.
  2. Aku membiasakan menjawab jika mendengar ucapan salam.
  3. Aku membiasakan menolong orang lain.
  4. Aku membiasakan jujur dalam berkata dan berbuat.
  5. Aku membiasakan menepati janji.
  6. Aku membiasakan menjaga amanah.

Komentar