IKM PAI+BP Kelas IV Bab X" Kisah Nabi Muhammad Saw. Membangun Kota Madinah"

 


Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menceritakan kisah Nabi Muhammad saw. membangun Kota Madinah dengan baik.
2. Membuat paparan mengenai kisah Nabi Muhammad saw. membangun Kota Madinah dengan mempersaudarakan umat dengan baik.
3. Menunjukkan sikap sikap toleran, teguh pendirian dan menghargai perbedaan.

Anak-Anak, sesama orang yang beriman itu bersaudara. Allah Swt. berfirman

Terjemah:
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat/ 49: 10)
Perumpamaan persaudaraan sesama mukmin seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain seperti bangunan yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. Nabi saw. menggabungkan jari-jari tangannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa r.a.)
Itulah pentingnya persaudaraan. Kalian tentu ingat, bagaimana perjuangan Nabi saw. beserta kaum Muslim melakukan hijrah ke Madinah? Pada bab ini, kita akan belajar kisah Nabi Muhammad saw. membangun Kota Madinah dengan membangun masjid Nabawi, menjalin ukhuwah dan menggalang kerukunan. 

Ayo kita mulai!

A. Membangun Masjid
Amati gambar berikut!

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah saw. ketika sampai di Madinah adalah membangun masjid. Masjid itu dikenal dengan sebutan Masjid Nabawi. Rasulullah saw. memilih tempat unta beliau pertama kali berhenti ketika tiba di Madinah sebagai lokasi masjid. Tanah itu semula merupakan tempat mengeringkan kurma milik dua anak yatim, Suhail dan Sahel bin Nafi’ bin Umar bin Sa’labah. Keduanya diasuh oleh As’ad bin Zararah. Rasulullah saw. membeli tanah itu. Rasulullah saw. memerintahkan menebang beberapa pohon kurma yang tumbuh di atas tanah itu. Juga memerintahkan memindahkan beberapa kuburan tua untuk membangun masjid.
Fondasinya terbuat dari batu-batu keras. Dindingnya dari batu bata yang terbuat dari tanah. Tiang-tiangnya terdiri dari beberapa batang kurma. Atapnya dari daun-daun kurma.
Rasulullah saw. bersama para sahabat bergotong royong membangun masjid. Suatu saat, beliau melihat seseorang mengangkat dua batu besar.
Beliau memberinya semangat seraya menyampaikan, “Engkau mendapatkan dua ganjaran.” Para sahabat berdendang dengan syair yang menggugah agar giat membangun masjid hingga selesai.
Tahukah kalian, Rasulullah saw. membangun masjid bukan hanya sebagai tempat salat? Bukahkah seluruh permukaan bumi dapat dijadikan sebagai tempat salat?
Rasulullah saw. membangun masjid bukan sekadar tempat salat. Rasulullah saw. membangun masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam. Masjid Nabawi dijadikan sebagai tempat bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah umat. Masjid juga digunakan sebagai arena latihan bela negara dan pengobatan kaum Muslim. Serambi Masjid Nabawi juga menjadi tempat penampungan ahl al-Suffah. Ahl al-Suffah yaitu sekelompok kaum fakir miskin yang tidak memiliki tempat tinggal. Di masjid inilah kaum Muslim dibina dan dididik Rasulullah saw.
Di samping masjid, dibangun pula rumah untuk Rasulullah saw. Bahanbahan bangunannya pun sangat sederhana. Rumah ini semula hanya memiliki satu kamar untuk istri Nabi saw. yakni Saudah. Nabi saw. baru pindah ke rumah beliau ini setelah tujuh bulan tinggal di rumah Abu Ayyub al-Ansari.



B. Menjalin Ukhuwah

Ya, bisa jadi karena mengikuti orang tua yang pindah tempat kerja. Mungkin juga ikut saudara. Pindah juga bisa karena mau melanjutkan sekolah atau ke pesantren. Mungkin pula pindah karena bencana alam. Ada banyak alasan orang pindah tempat tinggal. Ingatkah kalian, apa alasan Rasulullah saw. dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah?
Anak-Anak, tentu banyak yang harus dipersiapkan ketika pindah tempat tinggal. Menurut kalian, apa saja persiapan jika pindah tempat tinggal?
Ya, bekal di perjalanan. Barang bawaan, pakaian, dan sebagainya. Orang yang pindah tempat tinggal juga perlu mempersiapkan diri. Persiapan diri untuk bertemu dengan orang-orang dan lingkungan baru.
Tahukah kalian, ketika Rasulullah saw. dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, tak banyak yang dapat dibawa?. Para sahabat harus rela meninggalkan harta benda mereka di Makkah. Jika ada yang membawanya, mereka dihalangi dan baru diizinkan pergi jika bersedia meninggalkan harta kekayaannya.

Bacalah Kisah Berikut!
Suhaib bin Sinan al-Rumi hendak hijrah ke Madinah dengan membawa harta kekayaannya. Namun ia diikuti sekelompok kaum musyrik Makkah yang tidak mengizinkannya pergi kecuali meninggalkan seluruh hartanya. Suhaib akhirnya rela meninggalkan harta kekayaannya. Ia hijrah ke Madinah mengikuti Rasulullah saw. dengan membawa iman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Peristiwa ini menjadi sebab turun Q.S. al-Baqarah/2: 207, ”Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.” Nabi saw. membacakan ayat ini kepada Suhaib seraya bersabda, “Beruntunglah jual belimu, Wahai Suhaib.”
Sumber: Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. , 513.

Orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut dengan Muhajirin. Mereka rela meninggalkan keluarga, harta kekayaan serta kenyamanan di Makkah. Mereka rela hijrah ke Madinah dengan membawa keyakinan kepada Allah Swt. dan Rasulullah.
Anak-Anak, kalian sudah belajar tentang sikap senang menolong, bukan? Senang menolong orang lain yang membutuhkan termasuk perilaku terpuji. Sikap inilah yang ditunjukkan kaum Ansar. Ansar artinya penolong. Kaum Ansar adalah penduduk Madinah, terdiri dari suku Aus dan Khazraj, yang menolong kaum Muhajirin.
Anak-Anak, persaudaraan sesama Muslim sebenarnya sudah ada sejak di Makkah. Namun, karena keadaan baru di Madinah ini, Rasulullah saw. menjalin ukhuwah (persaudaraan) antara kaum Muhajirin dan Ansar.
Mengapa persaudaraan ini penting? Persaudaraan ini menjadi penting agar tersedia kebutuhan pokok bagi pendatang baru, Muhajirin, yang tidak membawa harta kekayaan. Keahlian penduduk Makkah adalah berdagang yang membutuhkan modal. Padahal, Muhajirin tidak membawa bekal harta kekayaan. Sementara di Madinah, penduduk lebih banyak berkebun dan bertani. Selain itu, Muhajirin hanya datang sendiri atau bersama keluarga kecil ke Madinah. Mereka mungkin merasa kesepian di daerah baru. Cuaca di Madinah 
juga berbeda dengan Makkah. Di musim dingin sangat dingin, di musim panas sangat panas. Dengan persaudaraan, permasalahan yang dihadapi Muhajirin dapat diselesaikan sementara. Apalagi kaum Ansar membuka hati dan tangan mereka untuk membantu Muhajirin sepenuhnya.
Siapa saja yang dipersaudarakan Nabi saw.?
Ketika itu, Rasulullah saw. mempersaudarakan puluhan orang. Misalnya mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Umar bin Khattab dengan Usman bin Malik, Usman bin Affan dengan Aus bin Sabit, Talhah bin Abdillah dengan Kaab bin Malik, Hamzah bin Abdul Muttalib dengan Zaid bin Harisah, Ammar bin Yasir dengan Huzaifah bin al-Yaman dan Salman al-Farisy dengan Abu al-Dardara.
Persaudaraan antar kaum Muslim yang dijalin Rasulullah saw. bukan hanya memberi bantuan dari orang kaya kepada yang tidak punya. Persaudaraan ini juga menghapus perbedaan akibat pelecehan terhadap sesama. Rasulullah saw. misalnya mempersudarakan Zaid bin Harisah, bekas hamba sahaya, dengan Hamzah bin Abdul Muttalib, seorang tokoh utama Quraisy.
Persaudaraan yang dijalin dan bantuan kaum Ansar tidak membuat Muhajirin berpangku tangan dan bermalas-malasan. Muhajirin tetap berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.


C. Menggalang Kerukunan

Anak-Anak, pada masa Rasulullah saw., di Kota Madinah juga bermukim penduduk beragam suku bangsa dan agama. Suku Aus dan Khazraj memeluk agama Islam. Suku Quraizah, Nadir dan Qainuqa beragama Yahudi. Di kota ini juga terdapat kaum musyrik.
Keragaman dan perbedaan dapat menimbulkan perselisihan. Pernahkah kalian berselisih dengan teman? Bagaimana cara agar kalian bisa melakukan kegiatan bersama lagi?
Rasulullah saw. merasa perlu menciptakan kerukunan antar penduduk Madinah yang beragam. Rasulullah saw. melakukan perjanjian antara Kaum Muslim (Muhajirin dan Ansar) dengan Yahudi sebagai penduduk Madinah. Isi perjanjian ini kemudian dikenal dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah berisi tentang pengakuan sebagai umat, baik sesama muslim maupun berbeda agama, yang memiliki tujuan sama. Penduduk Madinah yang beragam memiliki hak dan kewajiban yang sama. Penganiayaan harus dihindari, bahkan dihilangkan. Hukum harus ditegakkan tanpa membedakan suku dan agama.
Anak-anak, negara kita adalah negara yang beragam suku, bahasa, dan agama. Walaupun berbeda-beda, kita tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang aman dan damai. Kita wajib menjaga negara kita agar tetap aman dan hidup berdampingan dengan damai.
Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu juga. Negara kita juga memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa bangsa kita merupakan bangsa yang berketuhanan, walaupun terdiri atas beragam agama.
Anak-Anak, amati pesan pokok berikut!

Komentar