Kelas VI : BAB I " Belajar Al-Qur’an dan Ḥadiṡ"
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:
1. Membaca , menulis, dan menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan tartil.
2. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik,
3. Menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq dengan benar
4. Menumbuhkan sikap solidaritas dan saling membantu
5. Menunjukkan sikap terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:
1. Membaca , menulis, dan menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan tartil.
2. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik,
3. Menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq dengan benar
4. Menumbuhkan sikap solidaritas dan saling membantu
5. Menunjukkan sikap terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Sebelum mulai belajar, silahkan siapkan alat tulis kalian, kemudian duduklah dengan rapi dan awali dengan berdoa kepada Allah Swt., agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Selanjutnya silahkan kalian melakukan kegiatan pembiasaan seperti tadarus Al-Qur’an.
Kitab suci Al-Qur’an merupakan pedoman bagi kehidupan manusia, sedangkan hadis merupakan penjelasan dari kitab suci Al-Quran dan menjadi sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Membaca dan mempelajari Al-Qur’an dan hadis dinilai sebagai ibadah oleh Allah Swt. Oleh sebab itu, mari kita mempelajari dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis dengan baik, serta menjalankan ajarannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita mempelajari Q.S. Aḍ-Ḍuḥā serta ḥadiṡ tentang keutamaan memberi yang akan disajikan berikut ini!
Bacalah Q.S. Aḍ-Ḍuḥā di atas bersama dengan teman-temanmu, Sebelum membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā sebaiknya kalian berwudu terlebih dahulu, kemudian mulailah bertadarus membaca surah Q.S. Aḍ-Ḍuḥā secara bersama-sama. Bagi yang belum bisa membaca, perhatikan bacaan teman dan ikuti bacaannya, agar kalian bisa membaca dengan baik.
Gambar 1.1 Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
|
Aḍ-Ḍuḥā artinya Waktu Pagi.Aḍ-Ḍuḥā surah ke-93 dalam susunan musḥaf Al-Qur’an terdiri dari 11 ayat. Surah aḍ-Ḍuḥā diturunkan di Makkah sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, sehingga surah aḍ- Ḍuḥā dikelompokkan dalam Surah Makiyah. Aḍ-Ḍuḥā sebagai jawaban atas pertanyaan dan hinaan yang dilontarkan oleh kaum kair Makkah yang menganggap Rasulullah saw.
sudah tidak dipedulikan lagi oleh Tuhannya, sebab Nabi Muhammad sudah lama tidak menerima wahyu kenabian. Hingga akhirnya turunlah surah ini untuk mempertegas bahwasannya Allah Swt. memberitahukan bahwa dugaan kaum kair Makkah adalah suatu kesalahan yang besar. Allah juga memberi tahu kepada Nabi Muhammad saw. bahwasannya Allah tidak pernah membenci dan atau melupakannya.
Agar dapat membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik dan benar, mari kita mempelajari hukum bacaan tajwid yang terdapat pada surah tersebut. Akan tetapi yang menjadi fokus utama pada pelajaran kali ini, kita akan mengenal hukum bacaan tajwid Tafkhim dan Tarqīq. Untuk mengenal hukum bacaan tajwid Q.S. Aḍ-Ḍuḥā secara umum, dapat dilihat pada penjelasan berikut!
Penjelasan lengkap dari hukum tajwid Q.S. Aḍ-Ḍuḥā sesuai nomor pada ayatayat di bawah:
- Alif lam syamsiah sebab huruf (ال)alif lam bertemu dengan huruf syamsiah (ض)maka dibaca idgam, bunyi lam lebur tergantikan oleh bunyi ض.
- Mad asli atau mad tabii sebab huruf حberharakat fathah bertemu ا sesudahnya dan tidak bertemu hamzah, huruf wakaf, huruf dimatikan, dan huruf bertasdid, maka dibaca panjang 2 harakat.
- Mad lin sebab huruf يmati atau sukun didahului oleh huruf ل berharakat fathah, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii sebab huruf ذberharakat fathah bertemu ا dansetelahnya tidak bertemu huruf hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid maka dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf جberharakat fathah bertemu ا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf مberharakat fathah bertemu ا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf مberharakat fathah bertemu ا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad badal (pengganti) sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, tapi posisi hamzah lebih dulu dari huruf mad, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad lin sebab huruf ي sukun didahului oleh huruf خberharakat fathah, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Idgam bilagunah (tidak berdengung) sebab huruf ر berharakat damah tanwin bertemu dengan huruf لbertanda tasdid maka lebur ke dalam bunyi لdan bunyi tanwinnya hilang.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf اberharakat damah bertemu ْوdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad lin sebab huruf وsukun didahului oleh huruf سberharakat fathah, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf طberharakat kasrah bertemu ْي dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf ضberharakat fathah bertemu ْا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Idzhar safawi sebab huruf مbertemu dengan huruf يmaka dibaca jelas
- Qalqala sugra sebab huruf qalqalah دmati atau sukun berada di tengah kalimah maka dibacanya huruf dal dipantulkan secara ringan atau tipis.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf تberharakat kasrah bertemu ي sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Ihfa sebab huruf مberharakat fatah tanwin bertemu huruf فcara membacanya samar dengan dengung yang ditahan 3 harakat
- Mad badal (pengganti) sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, tapi posisi hamzah lebih dulu dari huruf mad, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf وberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad wajib mutasil sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, maka harus dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
- Ihfa sebab huruf لberharakat fatah tanwin bertemu huruf فcara membacanya samar dengan dengung yang ditahan 3 harakat
- Mad asli atau mad tabii karena huruf د berharakat fathah bertemu ا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad wajib mutasil sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, maka harus dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
- Ihfa sebab huruf ل berharakat fathah tanwin bertemu huruf ف cara membacanya samar dengan dengung yang ditahan 3 harakat
- Mad asli atau mad tabii karena huruf نberharakat fathah bertemu ا dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Gunah sebab مbertanda tasdid maka cara membacanya dengan dengung yang ditahan sampai 3 harakat.
- Alif lam qamariyah sebab huruf الbertemu huruf يmaka bunyi lam terdengar jelas.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf تberharakat kasrah bertemu ي sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
- Qalqalah sugra sebab huruf qalqalah قmati atau sukun berada di tengah kalimah maka dibacanya huruf qaf dipantulkan secara ringan atau tipis.
- Gunah sebab مbertanda tasdid maka cara membacanya dengan dengung yang ditahan sampai 3 harakat.
- Pada kalimah ini terdapat dua hukum bacaan. Pertama, alif lam syamsiah karena huruf ال bertemu huruf lam syamsiah ,س dibaca idgam (bunyi ل lebur ke dalam bunyi .)سKedua, mad wajib mutasil sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, harus dibaca panjang 4 sampai 5 harakat.
- Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat
- Izhar sebab huruf ن sukun bertemu ,هـ maka cara membacanya bunyin ن mati terdengar jelas dan tidak berdengung.
- Pada kalimah teraakhir ini terdapat dua hukum bacaan. Pertama, gunah sebab مbertasdid cara membacanya dengan dengung ditahan sampai 3 harakat. Kedua, Mad asli atau mad tabii karena huruf مberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid,maka harus dibaca panjang
Untuk memahami hukum bacaan tafkhīm pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā, perhatikan info grais berikut!
Setelah menyimak dan bertanya kepada guru Insyaallah faham tentang hukum bacaan tafkhīm.
Berilah tanda centang (√) pada kolom 4 (sangat lancar), 3 (lancar), 2 (kurang lancar), atau 1 (tidak lancar) sesuai dengan keadaan sebenarnya.
B. Menulis Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
Perhatikan cara penulisan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā ayat pertama berikut!
- Tugas kalian mencatat ayat yang di dalamnya terdapat hukum bacaan tafkhīm. Catat dan tandai huruf tafkhīm-nya!
Setelah menyimak dan bertanya kepada guru Insyaallah faham tentang hukum bacaan tarqīq.
Tugas kalian mencatat ayat yang di dalamnya terdapat hukum bacaan tarqīq. Catat dan tandai huruf tarqīq-nya!
Ayo berlatih membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā bersama, dengan cara;
- Mintalah minimal 3 orang teman menyimak kalian membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā.
- Mintalah teman memberikan nilai sesuai dengan hasil bacaan kalian.
- Perhatikan hukum bacaan tajwid dan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq ketika membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā tersebut.
Berilah tanda centang (√) pada kolom 4 (sangat lancar), 3 (lancar), 2 (kurang lancar), atau 1 (tidak lancar) sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Tentukan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq yang terdapat pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā berikut, dengan cara memberi tanda warna merah untuk bacaan Tafkhīm dan tanda warna hijau untuk bacaan tarqīq.
Perhatikan cara penulisan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā ayat pertama berikut!
Ceritakan dengan singkat tentang apa yang dapat kalian pahami dari bentuk tulisan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā di atas!
Masih ingatkah kalian, bagaimana cara menulis tulisan arab yang benar? Menulis tulisan arab dimulai dari sebelah kanan ke kiri. Perhatikan bentuk huruf serta penempatan tanda baca yang tepat.
Ketika menulis tulisan arab perhatikan juga bentuk huruf yang naik, bentuk huruf yang turun dan bentuk huruf yang mendatar atau sejajar dengan garis dasarnya.
Salinlah Q.S. Aḍ-Ḍuḥā berikut dengan tulisan yang benar dan rapi, dengan memperhatikan penempatan harakat dan bentuk hurufnya. Awalilah aktivitas menulis dengan membaca basmalah.
C. Pesan Pokok Q.S. Aḍ-ḌuḥāPerhatikan gambar berikut!
Gambar 1.3 Pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
|
Pagi yang indah, karunia Allah. Ungkapkan komentar dan pendapat kalian tentang gambar di atas. Adakah hubungannya dengan materi yang akan dipelajari?
Komentar dan pendapat kalian Insyaallah akan menjadi ilmu bagi orang lain. Oleh sebab itu, berkomentarlah dengan baik!
Masih ingatkah kalian materi yang sudah kita pelajari sebelumnya? Yaitu tentang tatacara menulis Q.S. Aḍ-Ḍuḥā? Tentu kalian masih ingat bukan? Sekarang kita akan mempelajari tentang pesan-pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā,agar bisa kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tahukah kalian pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā? Untuk mengetahui pesan pokok yang terkandung di dalam Q.S. Aḍ-Ḍuḥā, terlebih dahulu kita harus mengetahui terjemahan dari surah tersebut. Perhatikan terjemahan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā berikut:
Terjemahan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
- Demi waktu Ḍuḥā (ketika matahari naik sepenggalah),
- dan demi malam apabila telah sunyi,
- Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
- dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
- dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
- bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
- dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
- dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
- Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
- Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
- Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Setelah menyimak terjemahan ayat demi ayat dari Q.S. Aḍ-Ḍuḥā di atas, kita dapat memahami pesan pokok yang terkandung di dalam Q.S. Aḍ-Ḍuḥā.
Adapun pesan pokoknya antara lain:
Penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad saw sewaktu tidak turunnya wahyu.- Gambar 1.4 Membantu Orang lain
- Bantahan Allah Swt atas tuduhan dan ejekan orang musyrik
- Allah berjanji akan melepaskan semua kesusahan dan kesedihan yang dialami Nabi Muhammad saw dengan ketenangan, keagungan, dan kebahagiaan.
- Larangan memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang
- Larangan menghardik orang yang meminta-minta
- Perintah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah
Berdasarkan pesan pokok yang terkadung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā yang sudah dijelaskan di atas, mari kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. beberapa bentuk pengamalannya antara lain:
Gambar 1.5 Syukur |
- Bergaulah dengan anak yatim seperti dengan teman lainnya. Jika memperlakukan teman yatim dengan baik, Allah akan menyayangi kalian. Apabila saat ini kalian sebagai yatim, tidak perlu rendah diri. Tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Allah Swt dan Rasulullah saw. memuliakan anak yatim.
- Meminta-minta termasuk perbua-tan tidak mulia. Namun demikian tetap tidak boleh menghardik, mengusir, atau menghina peminta-minta. Apabila kalian tidak berkenan untuk memberi sesuatu kepada mereka, sampai-kan dengan bahasa dan sikap yang baik.
- Alangkah bermaknanya bila di pagi hari kita memohon rezeki setelah salat dhuha.
- Setiap saat wajib bersyukur kepada Allah, sebab tiap saat Allah menganugrahkan berbagai nikmat-Nya yang tak terhingga. Kalian bisa bersyukur sekurangkuranya dengan mengucapkan alhamdulillah.
Tuliskan contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengamalan dari pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā!
D. Menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
Untuk memudahkan kalian menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā, mulailah hafalan ayat demi ayat. Mintalah bantuan kepada orangtua atau teman untuk bisa membantu mencermati atau menyimak hafalan.
Berikut disediakan format untuk mengecek kemampuan menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā. Bila sudah hafal beri tanda pada kolom sudah hafal tapi apabila belum hafal kalian harus memberi tanda pada kolom belum hafal.
Tunjukkan kemampuan hafalan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā kalian, tidak perlu ragu apalagi takut. Allah Swt akan memberi kemudahan kepada siapa pun yang mau menghafal Al-Qur’an!
Perhatikan gambar berikut!
Aktivitasku
Ḥadiṡ Tentang Keutamaan Memberi
Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan syariat Islam. Setelah mempelajari surah aḍ-Ḍuḥā, kalian akan belajar Ḥadiṡ keutamaan memberi dengan baik dan benar. Perhatikan ḥadiṡ berikut!
Gambar 1.6 Memberi
Dari ibnu Umar r.a. sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda : “ Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang memberi dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).
Perlu kalian tahu, bahwa memberi dalam ajaran Islam dikelompokkan menjadi sedekah, jariah, hibah, dan hadiah. Masing-masing memiliki ketentuan dan tatacaranya.
Sedekah diberikan kepada delapan golongan atau asnaf yang sudah ditentukan yang disebut mustahik, sebagaimana tercantum dalam surah atTaubah ayat 60.Gambar 1.7 Lebih baik memberi - Jariah umumnya sesuatu yang diberikan untuk kepentingan umum, berupa uang atau benda.
- Hibah artinya pemberian baik berupa harta maupun uang. Hibah tidak menghendaki imbalan. Hibah bertujuan untuk menjinakkan hati dan meneguhkan kecintaan di antara manusia.
- Hadiah adalah suatu benda yang diberikan kepada orang tertentu karena penghormatan atau karena kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk mendapatkan keridlaan dari Allah Swt.
Mengapa Hadiah?
Tidak semua orang merasa senang menerima sedekah dan tidak semua orang bisa menerima hibah. Tetapi, semua orang akan merasa senang menerima hadiah.
Dalam sebuah ḥadiṡ riwayat imam al-Bukhari diceritakan bahwa Rasulullah saw. apabila diberikan makanan, maka Beliau bertanya apakah makanan itu sebagai hadiah atau sedekah? Jika dijawab sebagai sedekah, maka para sahabat dipersilakan memakannya. Sedangkan, Beliau tidak ikut makan. Tapi jika dijawab sebagai hadiah, maka Beliau ikut memakannya.
Hadiah yang diberikan karena Allah akan meninggalkan kesan dan bermanfaat bagi pemberi dan penerima. Memberikan hadiah bertujuan baik untuk menjaga persaudaraan sangat dianjurkan dalam Islam, sekecil apapun hadiah akan menjadi kebaikan, bahkan akan selalu diingat oleh penerima karena merasa dihargai, dihormati, atau dicintai.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya “Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai” (H.R. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad nomor 594).
Siapa yang harus didahulukan untuk diberi hadiah?
Orang yang didahulukan diberi hadiah adalah ibu, ayah, keluarga dan tetangga terdekat dengan kita. Rasulullah telah memberi petunjuk dalam sabdanya.
Artinya: dari ‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata: Aku bertanya,” wahai Rasulullah, aku mempunyai dua tetangga. Kepada yang manakah dari keduanya bila aku memberikan hadiah? Beliau menjawab: kepada yang terdekat pintu rumahnya denganmu di antara keduanya. (H.R. al-Bukhari 2595)
Aktivitasku
Bacalah kisah yang berjudul “Pengemis Yahudi Buta” berikut, kemudian diskusikan bersama teman-temanmu tentang apa hikmah dan pelajaran dari kisah tersebut, buatlah kesimpulan diskusimu pada kertas karton yang telah kamu persiapkan
Perhatikan kisah berikut!
Pengemis Yahudi Buta
“Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhi sihirnya“ Tidak ada ucapan lain selain ucapan kebencian yang selalu diteriakkan oleh pengemis tua, buta, dan seorang Yahudi. Setiap hari dia hanya duduk tak berdaya di ujung pasar, tidak ada yang memperdulikannya, kecuali seseorang yang tidak saling kenal.
Gambar 1.8 Pengemis |
Setiap pagi, Sang Pengemis selalu didatangi seseorang yang membawakan makanan. Setiap hari pula mereka bertemu, tapi di antara mereka tidak pernah ada percakapan. Si pengemis tua itu sangat menikmati makanan yang disuapkan ke mulutnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Setelah sekian lama, pengemis Yahudi itu merasa kehilangan sebab dia tidak bisa lagi menikmati kelezatan makanan dan suapan yang penuh kasih sayang. Sepeninggalan Rasulullah saw. Abu Bakar r.a. berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. istri Rasulullah saw.
Abu Bakar r.a. bertanya tentang Rasulullah saw. Abu Bakar r.a.: “Anakku, apakah ada sunnah (perbuatan) Rasulullah saw yang belum aku laksanakan? Aisyah r.a.: “Wahai ayah, engkau adalah ahli sunnah hampir tidak ada satu pun sunnah Rasulullah yang belum ayah lakukan, kecuali satu saja”
Abu Bakar r.a.: “Apa itu?”
Aisyah r.a.: “Setiap pagi Rasulullah saw. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a. mendatangi pengemis dan mencoba memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak.
Pengemis : “Siapakah kamu, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Jika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku dengan tangannya yang lembut”,
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambal berkata kepada pengemis itu.
Abu Bakar: “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw. “ Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata.
Pengemis: “Benarkah demikian? selama ini aku selalu menghinanya. Sang Pengemis bersyahadat, menyatakan memeluk Islam di hadapan Abu Bakar.
Sumber: 30 Kisah Teladan
Dari kisah inspiratif di atas, kalian sudah bisa menjawab pertanyaan di atas. Bahkan, bisa mengambil pelajaran atas yang sudah dilakukan oleh Rasulullah saw.
Bolehkah menerima hadiah?
Tidak boleh meremehkan pemberian orang lain, sekecil apapun pemberian itu merupakan ungkapan kasih sayang, tanda persaaudaraan, dan cinta si pemberi kepada kita yang diberi.
Rasulullah saw bersabda.
‘Wahai para wanita kaum Muslimin, janganlah ada seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya yang lain sekalipun ia (pemberian tersebut) berupa ujung kuku unta.’’ (HR al-Bukhari dan Muslim).
Membalas pemberian hadiah
Membalas pemberian hadiah sangat dianjurkan, baik langsung ataupun
ditunda beberapa waktu sampai kita bisa membalasnya dengan lebih baik.
Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu ‘anha mengatakan:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR Bukhari)
Membalas pemberian orang lain sekurang-kurangya dengan upacan terima kasih. Berterima kasih kepada manusia merupakan akhlak yang baik, tanda syukur, dan ibadah kepada Allah Swt.
Artinya: Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia. (HR. Ahmad)
Sangat penting kalian ketahui.
Memberikan tidak karena Allah Swt. atau karena ingin mendapatkan imbalan, atau dengan maksud untuk mendapat fasilitas, kemudahan, atau hal lain dengan pemberian itu, termasuk suap. Menyuap dilarang di dalam Islam. Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah, tempatnya di dalam neraka. Oleh sebab itu, undang-undang negara kita pun melarang para pejabat pemerintah menerima hadiah. Begitu juga memberi hadiah kepada pejabat, karena umumnya memberi hadiah kepada pejabat memiliki maksud tertentu. Pemberian itu dikelompokkan ke dalam gratiikasi yang dilarang oleh UndangUndang Republik Indonesia.
Setelah kalian mempelajari Ḥadiṡ tentang keutamaan memberi, maka untuk menguatkan pemahaman silakan diskusikan bersama-sama teman satu kelompok!
- Hikmah memberi hadiah
- Adab dalam meberi hadiah
- Mengapa memberi hadiah kepada pejabat dilarang?
Rangkuman
1. Aḍ-Ḍuḥā artinya waktu pagi, surah ke-93 dalam Al-Qur’an yang terdiri 11 ayat
2. Pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā antara lain ;
- Penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad saw sewaktu tidak turunnya wahyu.
- Bantahan Allah Swt atas tuduhan dan ejekan orang musyrik
- Allah berjanji akan melepaskan semua kesusahan dan kesedihan
- Allah akan membalas semua kesulitan yang dihadapi Nabi Muhammad saw dengan ketenangan, keagungan, dan kemenangan
- Larangan memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang
- Larangan menghardik orang yang meminta-minta
- Perintah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah
3. Tafkhīm ( artinya menebalkan. Huruf-huruf yang harus dibaca atau dilafazkan tebal, terdengar bunyi hurufnya.
4. Tarqīq ( ) َت ْر ِق ْي ٌقartinya menipiskan. Huruf yang dibaca atau dilafazkan tipis.
5. Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw
6. Memberi dalam ajaran Islam dikelompokan menjadi sadaqah, jariah, hibah, dan hadiah
7. Memberikan tidak karena Allah Swt termasuk suap. Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah
4. Tarqīq ( ) َت ْر ِق ْي ٌقartinya menipiskan. Huruf yang dibaca atau dilafazkan tipis.
5. Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw
6. Memberi dalam ajaran Islam dikelompokan menjadi sadaqah, jariah, hibah, dan hadiah
7. Memberikan tidak karena Allah Swt termasuk suap. Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah
Refleksi
Aku bertekad mengamalkan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan berprasangka baik kepada Allah, memuliakan anak yatim, dan selalu bersyukur kepada Allah.
Berusaha mengamalkan sunnah Rasulullah dengan cara yang baik dan tidak bertentangan dengan undang-undang.
Insyaallah, aku siap menjadi generasi anti KORUPSI
Komentar
Posting Komentar