Cita-citaku Menjadi Anak Shalih ( Bab 3 Kelas 5 Semester 1)


Kompetensi Dasar:
1.5 Meyakini bahwa perilaku jujur sebagai cerminan dari iman.
1.6 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai cerminan dari iman.
1.7 Meyakini bahwa sikap sating menghargai sesama manusia sebagai cerminan dari iman.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari.
2.6 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, dan guru.
2.7 Menunjukkan sikap sating menghargai sesama manusia.
3.5 Memahami makna perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
3.6 Memahami makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
3.7 Memahami makna sating menghargai sesama manusia.
4.5 Menunjukkan perilaku jujur datam kehidupan sehari-hari.
4.6 Mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
4.7 Mencontohkan sikap sating menghargai sesama manusia.

Peserta didik :
  • Meyakini bahwa perilaku jujur, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan sikap sating menghargai sesama manusia sebagai cerminan dari iman.
  • Menunjukkan perilaku jujur, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan sikap sating menghargai sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.
  • Memahami makna perilaku jujur, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan sating menghargai sesama manusia datam kehidupan sehari-hari.
  • Menunjukkan perilaku jujur, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan sikap sating menghargai sesama manusia datam kehidupan sehari-hari.
Materi  Pembelajaran

Apakah kamu pernah mendengar ada orang bercita-cita menjadi anak Sālih? Biasanya kalau ada anak ditanya “Apa cita-citamu Nak?”. Jawabannya selalu saja “menjadi dokter”atau “menjadi insinyur”, atau “menjadi pilot”. Nah, pelajaran ini menampilkan sesuatu yangbaru, yang dipelopori oleh seorang anak bernama Amin. Si Amin bercita-cita menjadianak Sālih. Walaupun kelak menjadi dokter, tetapi harus menjadi dokter yang Sālih, atau insinyur yang Sālih, dan pilot yang sālih.

Apa arti “cita-cita” itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran, berkeinginan sungguh-sungguh”.

Nah, demikianlah si Amin, selalu saja dalam pikirannya berkeinginan menjadi anak sālih.
Kemudian, siapa yang dinamakan anak sālih itu? Apa ciri-cirinya?

Sālih artinya baik. Anak sālih berarti anak yang baik. Di antara ciri-ciri anak sālih adalah taat kepada Allah Swt., jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru, setia kepada kawan, serta menghargai sesama.
 
Anak yang saleh adalah anak yang taat kepada Allah Swt., patuh kepada kedua orang tua, hormat kepada guru dan selalu menghargai orang lain. Anak yang saleh akan terbentuk jika mendapat contoh yang baik dalam kesehariannya terutama di rumah. Anak saleh adalah harta yang sangat berharga. Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Apabila anak Adam meninggal maka akan terputus amalnya kecuali tiga perkara yakni amal jariyah, anak yang saleh dan selalu mendoakan dan ilmu yang bermanfaat." Oleh karena itu, kita harus berusaha menjadi kebanggaan orang tua yang bisa membawa keduanya ke dalam surga Allah Swt

A. Orang Jujur Disayang Allah Swt.
Jujur artinya lurus hati, tidak curang, tulus atau ikhlas. Orang yang jujur adalah orang yang lurus hati, berkata benar, tidak berbohong dan tidak curang. Kejujuran akan membawa kebaikan dan kebaikan akan membawa ke surga. Agama Islam mengajarkan agar seorang muslim selalu bersikap jujur. Allah Swt. memerintahkan umat Islam untuk berlaku jujur.

Apakah kamu ingin disayang Allah Swt.? Jawabannya, tentu saja “ya”.
Pertama, jujur kepada Allah Swt. Ciri-cirinya selalu mentaati perintah Allah Swt. di mana pun dan kapanpun. 


Kedua, jujur kepada diri sendiri. Lihat Gambar 3.2.
Pada saat melakukan inspeksi mendadak di SD Negeri 10 Pagi, Jakarta, pada hari Senin (6/5/2013), pak Nuh berkata: “Saya berharap para guru menjalankan tugasnya denganbaik. Anak-anak juga dapat konsentrasi dan mengerjakan soal dengan jujur. Siapa pak Nuh? Pak Nuh adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pak Nuh berharap sikap jujur harus dibiasakan, karena kejujuran dapat meningkatkan prestasi dan percaya diri.

Bagaimana dengan ketidakjujuran?
Perilaku tidak jujur dapat mendatangkan petaka. Contoh, bagi siswa yang menyontek ketika ujian, mereka akan dinyatakan tidak lulus.


Semua orang pasti pernah berjanji. Misalnya, seorang siswa berjanji kepada bapak/ibu gurunya akan menyerahkan tugas PR pada hari dan tanggal tertentu. Bila siswa tersebut memenuhi janjinya, maka gurunya akan senang dan memberi kan pujian. Apa yang terjadi jika siswa tersebut tidak menepati janjinya? Tuliskan jawabanmu pada buku catatan dan tunjukkan kepada gurumu.

Firman Allah Swt. dalam surat At Taubah ayat 119 :

 أَجَعَلتُم سِقايَةَ الحاجِّ وَعِمارَةَ المَسجِدِ الحَرامِ كَمَن آمَنَ بِاللَّهِ وَاليَومِ الآخِرِ وَجاهَدَ في سَبيلِ اللَّهِ ۚ لا يَستَوونَ عِندَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لا يَهدِي القَومَ الظّالِمينَ 

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang- orang yang benar (Q.S At Taubah : 119)

Firman Allah Swt. dalam surat Al An'am ayat 152 :

وَلا تَقرَبوا مالَ اليَتيمِ إِلّا بِالَّتي هِيَ أَحسَنُ حَتّىٰ يَبلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوفُوا الكَيلَ وَالميزانَ بِالقِسطِ ۖ لا نُكَلِّفُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۖ وَإِذا قُلتُم فَاعدِلوا وَلَو كانَ ذا قُربىٰ ۖ وَبِعَهدِ اللَّهِ أَوفوا ۚ ذٰلِكُم وَصّاكُم بِهِ لَعَلَّكُم تَذَكَّرونَ

Artinya :
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun is adalah kerabat(mu), dan penuhilahjanji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. (Q.S Al An'am : 119)

Nabi Muhammad Saw. telah memberikan contoh kejujuran kepada umat Islam saat berdagang. Ketika membawa barang dagangan milik Khadijah, berapapun untung yang didapat selalu beliau serahkan semuanya kepada Khadijah. Beliau juga selalu berkata jujur kepada para pembelinya. Barang yang baik beliau katakan balk, begitu juga barang yang mutunya jelek beliau katakan jele,k. Sehingga tidak ada pembeli yang merasa kecewa.

Perilaku jujur seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. bisa diteladani dalam kehidupan sehari-hari misalnya

1.Tidak mencontek ketika ulangan 
Ulangan atau tes dikerjakan sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Jika rajin belajar, yakinlah bahwa kalian dapat mengerjakan soal-soal tersebut

2.Berkata apa adanya kepada orang tua
Jika diperintah orang tua, usahakan untuk selalu berkata jujur

3.Tidak curang dalam permainan
Anak yang jujur dalam bermain akan memiliki banyak teman dan sahabat

4.Tidak menyalahgunakan jabatan yang diemban.
Orang yang jujur akan menjaga amanah yang dibebankan kepada dirinya dengan penuh tanggung jawab.

5. Tidak melakukan korupsi.
Tindak korupsi merupakan bentuk ketidakjujuran dan menyalahgunakan jabatan dan wewenang.

Hikmah Berperilaku Jujur
  1. Hati menjadi tenang dan tentram, karena kejujuran akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
  2. Mendapat kemudahan dan keberkahan dalam hidupnya.
  3. Selamat dari azab dan bahaya.
  4. Kejujuran mengantarkan pada kebaikan dan surga
  5. Memiliki banyak teman
  6. Dicintai oleh Allah Swt., Rasul-Nya, dan orang lain.
  7. Terhindar dari golongan orang munafik

Membiasakan Jujur
Sifat jujur harus menjadi penghias perilaku kita sehari-hari. Perilaku tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
b. Menanamkan keyakinan bahwa Allah Swt. selalu melihat dan mendengar apa yang kita kerjakan.
c. Yakin bahwa jujur adalah perilaku terpuji.
d. Berusaha selalu berkata dan berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
 


Kegiatan -
Kebijaksanaan guru
Nabi Muhammad Saw. mendapatkan gelar "Al Amin". Cobalah bertanya kepada kakak, orang tua atau ustad/ustdzahmu bagaimana Nabi Muhammad Saw. mendapatkan gelar Al Amin. Tulislah dengan rapi pada buku tugasmu!

B. Hormat dan Patuh kepada Orang tua dan Guru
Amati gambar berikut.






Hormat secara bahasa artinya menghargai, khidmat atau sopan. Sikap menghormati adalah sikap saling menghargai dari dalam diri sendiri yang ditujukan kepada orang lain. Sedangkan patuh artinya suka menurut, taat, berdisiplin. Mematuhi artinya menurut atau taat kepada perintah atau aturan baik aturan agama atau aturan dalam masyarakat.

1. Hormat dan patuh kepada orang tua
Hormat dan patuh kepada orang tua hukumnya wajib. Ayah dan ibu adalah orang tua kita. Jasa mereka sangat besar terhadap kita. Pengorbanan orang tua kita sangat besar sehingga kita tidak akan mampu mernbalasnya. Oleh karena itu, sebagai anak kita wajib berbakti kepada keduanya. Jangan sampai menyakiti hati orang tua.  Allah Swt. berfirman :

وَوَصَّينَا الإِنسانَ بِوالِدَيهِ حَمَلَتهُ أُمُّهُ وَهنًا عَلىٰ وَهنٍ وَفِصالُهُ في عامَينِ أَنِ اشكُر لي وَلِوالِدَيكَ إِلَيَّ المَصيرُ

Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Q.S Luqman : 14)

Ayat tersebut mengajarkan manusia agar berbakti kepada orang tua, terlebih lagi kepada ibu yang telah mengandung dan menyusui. Allah Swt. juga menyuruh kita bersyukur kepada-Nya dan berterima kasih kepada orang tua kita.

Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.

Orang tua terdiri atas ayah dan ibu. Dari pernikahan mereka lahirlah anak, yaitu “kita”. Mulai
dari dalam kandungan lebih kurang selama sembilan bulan lamanya hingga kini besar, merekalah yang mengasuh, membimbing, memberi makan, minum dan pakaian, mendidik, serta mengajari mengaji dan menyekolahkan. Dalam membesarkan anaknya, mereka menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan. Maka dari itu, mereka pun berdoa “ya Allah jadikanlah anakku ini orang sālih yang taat kepada-MU dan patuh kepada orang tuanya, serta berguna bagi bangsa dan negara”.

Begitulah harapan ayah-ibu kita. Mereka tak pernah berhenti berdoa agar anaknya berperilaku sālih. Jasa mereka tidak akan pernah dapat dibalas. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita sebagai anak menaruh hormat, setia, dan patuh kepada mereka.  


Dalam sebuah hadis disebutkan:

صحيح ابن حبان 429: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِيٍّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ رِضَاءُ اللهِ فِي رِضَاءِ الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ‏.‏

https://www.carihadis.com/Shahih_Ibnu_Hibban/=ridha%20orang%20tua

Artinya :
"Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua." (HR. Baihaq).

Hormat dan patuh kepada kedua orang tua dapat diwujudkan dalam perbuatan :
  1. Menaati perintah orang tua
  2. Berbicara dengan bahasa sopan dan yang baik
  3. Tidak membuat orang tua kecewa
  4. Membantu pekerjaan orang tua yang bisa kita kerjakan
  5. Selalu mendoakan mereka setiap selesai salat

Setelah orang tua meninggal dunia, berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua masih bisa diteruskan yaitu dengan cara:
  1. mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya,
  2. melunasi semua hutang-hutangnya,
  3. melaksanakan wasiatnya, dan
  4. mendoakannya.

Manfaat perilaku hormat dan patuh kepada orang tua :
  1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama
  2. Mendapat ridha dari Allah Swt.
  3. Terhindar dari murka Allah Swt.
  4. Kelak anaknya akan hormat dan patuh kepadanya.
  5. Berbakti kepada kedua orang tua, pertanda anak tersebut adalah anak saleh dan salehah.
  6. Hidup menjadi lebih berkah
  7. Mendapat pahala dan masuk surga
  8. Mendapatkan ampunan Allah Swt.
  9. Hidup bahagia.

2. Hormat dan patuh kepada guru

Amati gambar berikut! 

Ibu guru mengajak murid-muridnya bergotong royong. Mereka pun melakukannya secara bersama-sama. Setelah mereka selesai bekerja, ibu guru menyampaikan ucapan sebagai berikut.
  • Anak-anakku, terima kasih atas kepatuhan dan keikhlasan kalian telah ikut bergotong royong. Berarti kalian sudah mematuhi ajakan gurumu.
  • Gotong royong dapat mempermudah dan memperingan pekerjaan.
  • Anak yang hormat dan patuh tentu disayang Allah Swt.
Mengapa Harus Hormat dan Patuh Kepada Guru?

Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Banyak hal yang dapat kita peroleh dari guru, terutama mendapat ilmu pengetahuan dan keteladanan. Guru telah megajari dan membimbing kita beribadah dan membaca al-Qur’ān, berbahasa yang baik, berhitung, bergaul, mengenal lingkungan alam, serta mengenal seni dan sebagainya. Selain itu, ia juga mengasuh, membimbing, memperhatikan, dan menjaga muridnya selama berada di sekolah. Begitulah jasa mereka kepada kita. Sudah seharusnya kita bersikap setia, hormat dan patuh kepada mereka.
Contoh-contoh sikap hormat kepada guru: berbicara dengan sikap santun, berbahasa yang baik dan benar, rendah hati, tidak sombong dan tidak merasa lebih pintar. 

Bapak/ibu guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Guru banyak berjasa bagi kita. Guru mendidik murid-muridnya agar pandai. Guru mengajari kita ilmu yang bermanfaat. Bapak/ ibu guru juga mengajar murid-muridnya berakhlak balk. Mereka mengajarkan sopan-santun yang balk kepada murid.
Agama Islam mengajarkan sopan santun terhadap guru. Kita wajib memuliakan, hormat dan santun terhadap guru. Agar ilmu pengetahuan yang diajarkan guru mudah diterima dan bermanfaat. Hormatilah mereka sebagaimana kamu menghormati orang tuamu. Sikap hormat kepada guru harus diterapkari dalam kehidupan sehari-hari, balk di sekolah, maupun di jalan. 

Contoh sikap hormat kepada guru adalah sebagai berikut :
  1. Mengucapkan salam biia bertemu
  2. Apabila guru sedang mengajar, duduklah tenang dan dengarkan apa yang diajarkan
  3. Bila hendak keluar kelas waktu pelajaran, mintalah izin terlebih dahulu
  4. Patuhi dan taatilah perintah dan nasehatnya
  5. Apabila ada pelajaran yang belum dipahami, bertanyalah dengan mengangkat tangan dan suara yang jelas dan sopan
  6. Meneladani sikap balk guru, misalnya bapak/ibu guru mengisi waktu istirahat dengan membaca buku, meniru tutur katanya atau meniru cara berpakaiannya yang rapi
Manfaat hormat dan patuh kepada guru:
  1. Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan
  2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan
  3. Ilmu yang diperoleh akan bermanfaat bagi orang lain
  4. Selalu didoakan oleh bapak/ibu guru
  5. Memudahkan urusan di masa depan
Tulislah 3 (tiga) perilaku terpuji yang telah kamu lakukan kepada orang tua dan bapak/ibu gurumu!
Kebijaksanaan guru sesuai kejujuran masing-masing siswa, misalnya : berkata sopan dan santun, mendengarkan nasihat dan melaksanakannya, membantu meringankan pekerjaan orang tua, memberi salam kepada bapak/ibu guru, memperhatikan pelajaran dari bapak/ibu guru dll

Kebijaksanaan guru
Kerjakan bersama kelompok belajarmu!
Carilah satu (1) kisah keteladanan orang-orang hebat, yang taat dan patuh orang tua dan guru-
gurunya. Renungkan, mengapa hal tersebut bisa mereka lakukan.
Tulislah pada buku tugasmu dan presentasikan di depan kelas!



3. lndahnya Saling Menghargai

Semua manusia di dunia ini bermula dari Ādam a.s. Kemudian manusia berkembang, di antaranya adalah “kita”. Allah Swt. menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang putih, ada yang hitam, tinggi, rendah, berambut keriting, dan berambut lurus, semua tidak ada yang serupa. Demikian pula kehidupan manusia, ada yang kaya, dan ada yang miskin. Bangsa Indonesia misalnya, terdiri dari beragam suku, agama dan adat istiadat. Lalu, bagaimana kita hidup ditengah-tengah keberagaman itu? Tentu saja kita harus saling menghargai.


Menghargai berarti menghormati, mengindahkan dan memandang penting kepada orang lain. Dengan sikap santun dan menghargai orang lain maka perpecahan akan dapat dihindarkan. Kita akan memiliki banyak teman dan sahabat.

Allah Swt. menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan warna, ada yang putih, ada yang hitam, tinggi, rendah, berambut keriting, berambut lurus, dan terlihat tidak ada yang serupa. Demikian pula kehidupan manusia, ada yang kaya, dan ada yang miskin. Agar tercipta kerukunan dan ketentraman kita harus saling menghargai.
Allah Swt. adalah Dzat yang sangat sayang dan penyantun terhadap hamba-Nya. Kasih sayang Allah Swt. kepada hamba-Nya ditunjukkan dengan memberikan petunjuk dan membimbing hamba-Nya menuju jalan yang benar.

Contoh sikap menghargai teman misalnya: 
1. Menghargai keyakinan orang lain
3. Menghargai pendapat orang lain
4. Menghormati dan menjamu teman yang datang bertamu ke rumah
5. Berbicara dengan santun dan sopan ketika berbincang-bincang
6. Tidak membicarakan kejelekan teman

Manfaat sating menghargai :
1. Mempererat silaturahmi
2. Menghindari perpecahan
3. Melatih-diri untuk saling menghormati
4. Meningkatkan rasa persaudaraan
5. Meningkatkan keimanan
6. Hidup rukun dan tentram
7. Tidak membuat diri merasa paling benar

Sikap saling menghargai antara lain sebagai berikut. 

1. Menghargai Pendirian Orang Lain
Di dalam agama Islam terdapat sedikit perbedaan dalam beribadah. Misalnya dalam ibadah salat subuh, ada yang melakukan doa qunūt dan ada yang tidak melakukannya. Semua itu tergantung pada pendirian masing-masing. Pendirian inilah yang harus kita hargai, karena semua ada tuntunannya. Yang terpenting adalah dilaksanakannya salat subuh sesuai dengan tutunan Islam yang diyakininya. Mereka yang ber-qunut dan yang tidak ber-qunūt tetap saja sah Salat Subuh-nya.

2. Menghargai Keyakinan Orang Lain
Ahmad bertempat tinggal satu lingkungan dengan Stevanus. Mereka juga belajar di sekolah yang sama. Ahmad beragama Islam, sedangkan Stevanus beragama Kristen. Dalam berteman mereka selalu rukun dan saling menghargai sekali pun berbeda agama.  
Pada hari Minggu pagi mereka selalu bermain bola dengan teman-temannya yang lain. Namun pada suatu pagi Stevanus menghampiri Ahmad dan minta maaf karena tidak dapat  bermain bersamanya. Ayah Stevanus mengajaknya pergi ke Gereja. Ahmad tidak mempersoalkannya, dan menghargai sikap Stevanus untuk pergi ke Gereja bersama ayahnya. 

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Pada hari Selasa, siswa kelas lima belajar kelompok membahas tentang “Sikap anak terhadap orang tua, yaitu ayah dan ibu”. Siswa kelas lima dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok satu dipimpin oleh Ahmad, sedangkan anggotanya adalah Iwan, Habibi, Dino, Ira, Nisa, dan Ilham.

Perhatikan gambar berikut!


Dalam belajar kelompok, masing-masing siswa mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang tua. Sebagai contoh dalam belajar kelompok yang dipimpin oleh Ahmad, Nisa mengatakan: “Harus ikut membantu pekerjaan rumah”Habibi mengatakan: “Tidak boleh keluar rumah tanpa seijin orang tua”. Dan Ilham mengatakan: Di rumah tugasku hanya belajar saja’. Kemudian Iwan mengatakan: “Yang penting aku tidak boleh meninggalkan salat dan mengaji”. Ahmad sebagai pimpinan diskusi cukup bijaksana. Semua pendapat dihargai dan dihimpunnya secara tertulis. Kemudian ia mengajak teman-teman sekelompoknya merangkum berbagai pendapat tersebut.  


Saling menghargai disebut juga toleransi. Coba sebutkan toleransi apakah yang diperbolehkan dalam Islam?

Toleransi yang tidak berhubungan dengan akidah dan ibadah. Toleransi yang diperbolehkan adalah toteransi dalam hat sosial kemasyarakatan. Misalnya bergotong royong untuk kebersihan, siskamting, kerja bakti, menengok tetangga, membantu korban bencana dll

  1. Bercita-cita menjadi anak sālih adalah sikap anak pintar yang terpuji
  2. Anak sālih adalah anak baik yang selalu disayang Allah Swt. dan manusia sekitarnya.
  3. Ciri-ciri anak sālih adalah taat kepada Allah Swt., jujur, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru, setia kepada kawan, serta saling menghargai antarsesama.
  4. Di dalam pergaulan, hendaklah menghargai pendirian, keyakinan, dan pendapat orang lain. 

Latihan Soal


Komentar

Posting Komentar