Menginjak Bumi ( Lagi )
Kelabu 16 bulan dalam langit kelam
Tak jelas arah melangkah
Tak jelas juga siapa penentu
arah
Tak sedikit sumpah serapah yang terus bergemuruh
Serasa
hendak muntah selaksa air bah
Ngerti gak sih , berapakah yang sudah tertumpah sia-sia,
Harta, benda, jiwa raga ,
sosial kekerabatan, semuaa
Belum lagi , banyak para pencerdas dan para terhormat,
yang tak mungkin lagi disebut cerdas, atau
dihormat.
Banyaklah, mereka itu korup
bersama kata-kata terturunnya
Duduk berdiam sambil mengunyah
Anggaplah itu, kerja untuk sekantung rupiah.
Yang terbawa pulang untuk sanak keluarga, berharap dapat berdatangan barakah.
Tiada kuasa pikiran untuk
bersuar
Sabab tak sanggup lagi
menahan muak (-l)
Ingin segera menjejak
bumi
Hidup
seperti dulu lagi
Menikmati sinar
matahari
Hingga
jelas mana pagi dan mana sore hari
Maaf, sekali lagi maaf
Hari ini tidak seperti dahulu
lagi
Mungkin pula , bumi telah dimutasi
Dalam
kelabu 16 bulan
Nyala kecil adalah ikhtiar.
Tersentak dan Sadar pun datang.....
Tak mungkinlah, kerlip menjadi matahari
Udah Bu guru
BalasHapus