Kelas IV BAB III IKM

 



Gambar 3.1 Saling menghargai
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran kalian mampu: 
  1. Mendeskripsikan keragaman sebagai sunnatullah agar saling mengenal (litaʿārafū) dengan benar.
  2. Menyebutkan ajaran kebaikan dari agama Islam dan agama selain Islam dengan tepat.
  3. Mengungkapkan perasaan mengenai pengalaman bergaul dengan teman yang berbeda agama dengan baik.
  4. Saling menghormati dan menghargai pemeluk agama yang berbeda baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya dengan benar.
  5. Meyakini bahwa keragaman sebagai sunnatullah dengan benar.
  6. Menghormati orang lain sebagai cerminan dari iman dengan baik.

Ayo Tadarus
Sebelum pelajaran dimulai, bacalah Al-Qur’an dengan tartil!

Indonesia adalah negeri yang majemuk, terdiri dari aneka ragam agama, suku, bangsa, warna kulit dengan kekhasan masing-masing. Saling menghormati dan menghargai adalah modal utama hidup damai. Keragaman adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari dan merupakan sunnatullah.

A. Keragaman sebagai Sunnatullah
Perhatikan gambar berikut!
Kalian tentu pernah melihat orang-orang dari berbagai bangsa atau suku di dunia. Kalian melihatnya di TV, media sosial, atau melihat dengan bertatap muka. Perbedaan di antara mereka tampak jelas dan nyata, misalnya postur tubuh, bahasa, karakter dan agamanya.

Ada beberapa bangsa besar hidup di negeri kita, seperti Melayu, Arab, China dan Eropa. Negeri kita dihuni oleh aneka ragam suku yang memiliki ciri khas unik; pakaian, bahasa, makanan, adat dan karakternya. Suku besar yang terkenal antara lain, Jawa, Sunda, Betawi, Dayak, Ambon, Bugis, Madura. Agama yang dianut oleh penduduk Indonesia juga beragam, Islam, Kristen, Katolik, Hindu,  Budha dan Konghuchu.
Kemudian untuk apa Allah menjadikan manusia beraneka ragam? Tujuannya agar saling mengenal. Sehingga menghasilkan hubungan harmonis, kerja sama serta saling mendukung.

B. Ajaran Kebaikan dalam Islam dan Selain Islam

Bacalah dengan cermat hadis berikut!
ْ


Artinya
Kebaikan adalah akhlak mulia dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu ragu dan kamu tidak ingin orang lain melihat sesuatu itu (ada pada dirimu)” (HR. Muslim dari Nawwas bin Sam’an al Anṣari) 

Tahukah kalian apa yang dinamakan kebaikan dalam agama Islam?
Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebaikan dalam Islam adalah akhlak mulia. Jawaban yang sangat singkat, namun mencakup semua kebaikan. Akhlak mulia meliputi akhlak kepada Allah Swt., akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada alam sekitar. Berperilaku baik adalah pokok ajaran Islam.
Aturan syariat Islam sangat lengkap dalam hal berakhlak mulia. Tata cara  ibadah kepada Allah Swt. seperti salat merupakan contoh akhlak mulia kepada Allah Swt. Anjuran bersikap lemah lembut kepada sesama adalah wujud akhlak mulia kepada orang lain. Larangan membunuh hewan atau mencabut tumbuhan tanpa alasan agama merupakan contoh akhlak kepada alam sekitar.


Sebab agamanya juga mengajarkan kebaikan untuk dilakukan kepada siapapun. Menghormati dan menyayangi orang lain merupakan ajaran kebaikan yang dianjurkan oleh semua agama. Sedangkan mencuri, berbuat curang dan segala perbuatan yang merugikan dilarang oleh semua agama.

Kebaikan tidak hanya dikenal dalam Agama Islam saja. Tetapi ia dikenal juga dalam agama-agama lain. Semua ajaran agama mengajarkan pemeluknya untuk saling menghormati, membantu yang lemah, berbuat baik kepada orang tua, bersikap lemah lembut, mencintai kedamaian. Agama juga melarang perbuatan yang merugikan orang lain, seperti mencuri, berbohong, menipu, berkhianat dan berbuat aniaya.

Ayo kalian sebutkan perbuatan-perbuatan baik lain yang diajarkan oleh agama!
Sebarkan kebaikan tanpa melihat agama orang yang kalian jumpai! Jika ada orang jatuh di jalan, tolonglah! Tanpa kalian tanya apa agamanya. Bila ada orang tersesat jalan, bantulah dia untuk menemukan tempat tujuannya! Tanpa kalian tanya apa keyakinannya..

C. Saling Menghormati dan Menghargai Orang yang Berbeda Agama
Perhatikan cerita gambar berikut!


Dalam berteman kalian tidak boleh pilih-pilih karena adanya perbedaan di antara kalian. Perbedaan agama, suku atau yang lain bukan penghalang untuk mewujudkan persaudaraan. Persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sesama manusia, dan persaudaraan sesama warga bangsa. Sebab, keragaman sebagai keniscayaan (sunnatullah) dan anugerah yang harus disyukuri sekaligus menjadi kekuatan untuk maju bersama.
Sikap terbaik dalam keragaman dan perbedaan adalah saling menghargai dan menghormati yang dikenal dengan toleransi. Toleransi diwujudkan dengan:
1. Memberikan kebebasan kepada orang lain.
2. Mengakui hak setiap individu.
3. Menghormati keyakinan orang lain.
4. Saling mengerti.

Contoh Toleransi Rasulullah saw.
  1. Nabi Muhammad saw. adalah orang yang paling perhatian terhadap keadaan pengemis tua Yahudi yang tinggal di salah satu sudut pasar di Madinah. Setiap hari, beliau datang untuk menyuapi pengemis tersebut, selain usia yang sudah tua, ia juga tidak bisa melihat (tunanetra). Setiap Nabi Muhammad saw. datang menyuapi, pengemis Yahudi itu selalu memanggil-manggil Muhammad sebagai orang yang jahat dan harus dijauhi. Suatu saat Yahudi tua itu terkejut, ketika tangan yang biasa menyuapinya berbeda. Tangan itu adalah tangan Abu Bakar AshShiddiq yang selalu ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad saw. dalam segala hal. Saat itu, pengemis Yahudi mendapatkan kabar bahwa tangan yang selama ini menyuapinya telah tiada, yakni tangan Nabi Muhammad saw.
  2. Pada suatu hari Rasulullah saw. menjumpai rombongan yang membawa jenazah lewat di hadapan beliau. Nabi Muhammad saw. pun berdiri untuk menghormati. Sahabat beliau segera memberi tahu dengan nada seperti protes, “Itu jenazah orang Yahudi, ya Rasulullah!” “Bukankah ia juga manusia?” jawab Rasulullah saw. Dengan jawaban seperti ini Rasulullah saw. seolah mengingatkan sahabat bahwa tiap orang pantas memperoleh penghormatan, tidak melihat status sosial dan agamanya, bahkan ketika manusia itu telah meninggal dunia.
Toleransi dan Batasannya
  1. Saling menghormati atau toleransi antar umat beragama ada batasnya. Toleransi jangan sampai mengorbankan prinsip-prinsip keyakinan (akidah) agama.
  2. Dikisahkan suatu hari kaum musyrik Makkah menawarkan cara damai kepada Nabi Muhammad saw. Mereka usul agar Nabi Muhammad saw. bersama umatnya mengikuti keyakinan mereka dan mereka pun akan mengikuti keyakinan umat Islam. “Kami menyembah Tuhanmu hai Muhammad, setahun. Dan kamu menyembah tuhan kami setahun. Kalau agamamu benar, kami mendapat keuntungan karena kami juga menyembah Tuhanmu dan jika agama kami yang benar, kamu juga memperoleh keuntungan..
  3. Rasulullah saw. menolak usul orang musyrik, karena tidak mungkin dan tidak masuk akal bila terjadi penyatuan agama. Tidak mungkin pula perbedaan-perbedaan di antara beberapa agama disatukan dalam hati seseorang yang ikhlas terhadap agamanya. Peristiwa ini yang menjadi sebab turunnya Q.S. Al-Kāfirūn/109:1-6
Q.S. Al-Kāfirūn/109:1-6 merupakan penegasan bahwa tidak ada kompromi dalam hal akidah (keimanan), juga tidak boleh ada kerjasama yang mencampurbaurkan dua akidah dan ibadah yang berbeda 

Pesan Moral

Artinya:
Sesungguhnya ilmu diraih melalui belajar dan kelembutan sikap diraih dengan terus berupaya untuk bersikap lembut. Barang siapa berupaya menggapai kebaikan niscaya dia akan diberi kebaikan tersebut, dan barang siapa menjaga diri dari keburukan niscaya dia akan dijaga dari keburukan itu.
(HR. Aṭ-Ṭabrani)






Komentar