BAB 4 Semester 2 Kelas 6 "Ayo, Berinfak dan Bersedekah"

 



B. Memahami Makna Berinfak dan Bersedekah

1. Perhatikan cerita berikut ini!
Randi mengajak teman-teman kelas VI untuk menyumbang pembelian pupuk tanaman singkong, tanaman obat dan bunga-bunga di halaman sekolah. Namun, ada teman yang setuju dan ada yang tidak setuju. ”Teman-teman, dua hari yang lalu aku sebagai ketua kelas diminta wali kelas, Pak Mansyur untuk memelihara lingkungan sekolah. Bagaimana jika di halaman samping ditanam singkong dan tanaman obat, sedangkan di halaman depan ditanam bunga-bunga?” tanya Randi, teman-temannya manggut-manggut. 
”Bagaimana caranya?” tanya Rudi. ”Hari Sabtu dan Minggu kita minta izin untuk mencangkul dan tentunya dibantu penjaga sekolah,” jelas Randi. ”Oke, kami setuju, tetapi bagaimana cara pemeliharaannya?” tanya Karim. ”Nah, teman-teman, bagaimana jika setiap kita menyumbang untuk membeli pupuk”, ungkap Randi.
”Randi, aku tidak setuju menyumbang untuk pupuk. Itu kan tugas penjaga sekolah!” ucap Bondan kepada Randi. ”Aku juga malas nyumbang. Nanti kalo singkong itu sudah besar-besar, yang mengambil hasilnya penjaga sekolah," Malik menimpali. ”Jangan berburuk sangka kepada penjaga sekolah kita,” jawab Randi. ”Randi, aku ada usul” ucap Karim sambil mengacungkan tangannya.
”Ya, Karim, silakan!” Randi mempersilakan.
”Begini teman-teman, bagaimana kalau teman-teman yang memelihara ayam atau kambing membawa pupuk kandang. Jadi, tak usah nyumbang uang,” jelas Karim.
”Wah, usul yang bagus itu! Aku setuju,” ungkap Hikmah dan Kamila. Selaku Wali Kelas, Bapak Mansyur setuju dengan ide siswa-siswinya yang kreatif untuk memanfaatkan lahan kosong di sekolah.
”Bapak setuju, ide kalian bagus. Jika tanaman singkong tumbuh subur, bisa kita nikmati umbinya kelak,” ujar Pak Mansyur yang sejak awal mengamati diskusi murid-muridnya.
”Iya, anak-anak, selaku guru Pendidikan Agama Islam, Ibu Hikmah setuju dengan ide kalian karena tanaman singkong dan obat bisa disedekahkan kepada siapa saja yang membutuhkan. Sedekah itu bisa berupa uang atau bisa berupa barang atau jasa. Misalnya, ada yang butuh tanaman kumis kucing, lalu kalian memberikannya, berarti kalian sudah bersedekah,” jelas Bu Hikmah.
”Jadi, berinfak dan bersedekah tidak hanya di masjid saja, ya, Bu Hikmah?” tanya Maryam.
”Benar, Maryam. Bersedekah dapat dilakukan di mana saja, dan dengan apa saja, asalkan ikhlas karena Allah Swt.,” jawab Bu Hikmah. "Alhamdulilah, Bapak Mansyur dan Bu Hikmah setuju. Jadi, bagi teman-teman yang mau nyumbang dengan uang boleh, dengan pupuk kandang boleh, ada yang punya tanaman obat atau bunga silakan dibawa, agar dapat kita tanam di sekolah,” ungkap Randi bersemangat. Musyawarah kecil yang dilakukan Randi dan teman-temannya selesai setelah pembagian kelompok.
2. Makna Infak dan Sedekah
Berinfak dan bersedekah dapat dilakukan kapan saja dan dapat mempergunakan uang atau barang. Untuk lebih paham lagi, marilah kita cermati pengertian infak dan sedekah. Kata infak diambil dari akar kata: nafaqa yang berarti keluar. Sementara dalam kamus Arab ”Al-Azhar” kata ‘infak’ berarti perihal menafkahkan atau membelanjakan. Pengertian di atas didukung oleh firman Allah Swt. dalam Q.S. at-thalaq/65:7 berikut ini:

Artinya: ”Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.” (Q.S. ath-thalaq/65:7)

Jadi, infak (infaq) diartikan mengeluarkan/menyerahkan sesuatu harta benda sesuai dengan kemampuannya. Allah Swt. tidak membebani seseorang untuk berinfak melainkan sesuai dengan rezeki yang diperolehnya dari Allah Swt. Yakinlah, bahwa Allah Swt. akan mengganti apa yang telah diinfakkan dengan berlipat ganda.
Barang yang kita infakkan atau sumbangkan jangan takut berkurang, bahkan Allah Swt. berjanji akan menggantinya. Seperti firman-Nya di dalam Q.S. as-Saba’ 34:39 berikut ini:
Artinya: ”. . . dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya . . .” (Q.S. as-Saba’ 34:39)
Sedekah berasal dari akar kata șadaqa berarti sesuatu yang benar atau jujur. Definisi sedekah adalah suatu pemberian yang dilakukan seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga sedekah dapat diartikan sebagai suatu pemberian yang dilakukan seseorang sebagai kebajikan yang hanya mengharap pahala dan rida Allah Swt. semata.
Bersedekah tidak hanya berupa harta benda, tetapi bisa berupa jasa dan tindakan. Misalnya, tersenyum kepada sahabat atau gurumu adalah sedekah. Atau, jika di dekat rumahmu ada masjid yang sedang dibangun. Ternyata kamu tidak bisa menyumbang uang dan barang, kamu bisa juga bersedekah tenaga. 
Untuk lebih memahami makna infak dan sedekah cermatilah perbedaan keduanya berikut ini.

Berinfak dan bersedekah adalah wujud dari rasa syukur kepada Allah Swt. Berinfak dan bersedekah adalah perbuatan sunah. Berinfak dan bersedekah harus dilaksanakan dengan tulus karena Allah Swt. Bagi orang yang diberi bantuan, hendaknya bantuan digunakan untuk keperluan yang baik dan tidak melanggar syariat Islam.
Suara dari Angkasa
Dari hadis Abu Hurairah r.a. dikisahkan sebagai berikut. Pada suatu ketika, seorang laki-laki berada di sebuah tanah lapang yang sunyi. Dia mendengar suara di angkasa, ”Berilah air pada kebun si Fulan!” Awan itu pun bergerak lalu mencurahkan airnya di satu bidang tanah yang berbatu hitam. Ternyata, saluran air dari beberapa buah jalan air yang ada telah menampung air tersebut seluruhnya.
Dia (laki-laki itu) pun mengikuti air itu mengalir. Ternyata dia sampai kepada seorang pria yang berdiri di kebunnya sedang mengubah aliran air dengan cangkulnya.
”Wahai hamba Allah, siapa namamu?” tanya laki-laki tadi kepada petani yang sedang memegang cangkul.
”Nama saya Fulan,” jawab petani. Dia menyebutkan nama yang tadi didengar oleh lelaki dari angkasa.
”Wahai hamba Allah, mengapa Anda menanyakan nama saya?” tanya petani.
”Sebetulnya, saya tadi mendengar suara di awan yang airnya baru saja turun dan mengatakan, ‘Berilah air pada kebun si Fulan!’ menyebut nama Anda. Apakah yang Anda perbuat dengan kebun ini?” laki-laki tadi memberi penjelasan.
”Baiklah, kalau Anda mengatakan demikian. Sebetulnya, saya selalu memperhatikan apa yang keluar dari kebun ini, lalu saya menyedekahkan sepertiganya (untuk orang miskin, peminta-minta, dan para perantau (ibnu sabil); sepertiga berikutnya saya makan bersama keluarga saya, dan sepertiga lagi saya kembalikan (untuk modal bercocok tanam)….
”(sumber:http://abuabdurrohman manado.wordpress.com/2013/05/03/kisah-keutamaan-bersedekah-kisah-keajaibansedekah-hikmah-dan-balasan-bagi-para-dermawanberinfaq-dengan-hartanya-kisah-nyata-sedekah-membawa-berkah/, dan disadur seperlunya, dikutip tanggal 14 Juli 2014).

Anak-anak, mencermati kisah dalam hadis di atas, betapa menakjubkan orang yang memberi infak dan sedekah, terutama bersedekah kepada fakir miskin dan pejuang di jalan Allah Swt.. Dalam penjelasan selanjutnya dinyatakan, bahwa suara dari angkasa adalah suara malaikat yang menggiring awan agar bergeser ke arah perkebunan petani yang berinfak dan bersedekah. Setelah berada di atas perkebunan petani tersebut, awan berubah menjadi hujan yang mengaliri tanahtanah perkebunan. Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak beberapa hikmah berinfak dan bersedekah berikut ini.
  1. Orang yang bersedekah akan dimudahkan Allah Swt. dalam usahanya mencari rezeki.
  2. Bersedekah adalah sebagai wujud syukur akan nikmat yang Allah Swt. berikan.
  3. Allah Swt. akan menambah rezeki orang yang berinfak dan bersedekah. 
  4. Allah Swt. akan memperhatikan dan menjaga orang yang berinfak dan bersedekah, serta tidak menyia-nyiakan atau membiarkannya. 
  5. Malaikat akan mendoakan kebaikan kepada orang yang gemar bersedekah.
  6. Hati orang yang berinfak dan bersedekah tenang dan tenteram, jauh dari kegelisahan, stres dan penyakit kejiwaan lainnya.
  7. Orang yang berinfak dan bersedekah mendapat pahala dari Allah Swt. bahkan, Nabi Muhammad saw. bersabda sebagai berikut. ”Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat bagi manusia, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim).
  8. Orang yang berinfak dan bersedekah akan dihapus sebagian dari dosanya. Seperti firman Allah Swt. di dalam Q.S. al-Baqarah/2:271 berikut:
Artinya: 
”Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Baqarah/2:271)

Anak-anak, jika kita memperlihatkan berinfak dan bersedekah dengan niat akan ditiru orang lain, tindakan itu baik. Di samping itu, orang yang berinfak dan bersedekah berarti menanami ladang kebaikan yang akan ia panen nanti di akhirat. Bahkan, sedekah jariah yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan pahalanya tidak terputus sampai kapan pun.

1. Kata ‘infak’ berarti perihal menafkahkan atau membelanjakan. Makna berinfak adalah mengeluarkan sesuatu (harta) sesuai dengan kemampuannya.
2. Sedekah berasal dari akar kata șadaqa berarti sesuatu yang benar atau jujur. Makna sedekah adalah suatu pemberian yang dilakukan seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela (hanya mengharap rida Allah Swt.) tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
3. Hikmah berinfak dan bersedekah antara lain sebagai berikut.
  • Bersedekah adalah sebagai wujud rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah Swt. berikan.
  • Allah Swt. akan menambah rezeki orang yang berinfak dan bersedekah.
  • Malaikat mendoakan kebaikan kepada orang yang gemar bersedekah.
  • Orang yang infak dan sedekah akan terhindar dari kerugian, bencana, kesusahan, dan marabahaya, serta memperpanjang umur.
  • Orang yang berinfak dan bersedekah hatinya tenang dan tenteram.
  • Orang yang berinfak dan bersedekah mendapat pahala dan dihapuskan dosa-dosanya.

Komentar