📚 4. Implementasi & Pelaksanaan Deep Learning

📚 4. Implementasi & Pelaksanaan Deep Learning

Implementasi pembelajaran berbasis deep learning merupakan bagian dari transformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek. Meskipun istilah ini masih tergolong baru dalam konteks pendidikan nasional, konsep dasarnya sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi, pemahaman mendalam, dan pembelajaran bermakna.

Proses implementasi deep learning di sekolah-sekolah dilakukan secara bertahap, dimulai dari pelatihan pelatih nasional, pengembangan naskah akademik, hingga uji coba terbatas melalui kegiatan praktik baik guru. Ditjen PAUD Dikdasmen menggandeng perguruan tinggi, seperti UPI dan UHAMKA, serta berbagai mitra pendidikan untuk menyusun desain implementasi yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dasar dan menengah.

Pada tataran kelas, penerapan pembelajaran deep learning diwujudkan melalui modul ajar yang dirancang secara kontekstual. Guru mendorong siswa untuk mengalami proses berpikir kritis, mengeksplorasi makna, berdiskusi, berkolaborasi, serta merefleksikan pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi difokuskan pada tuntasnya materi, tetapi pada pencapaian pemahaman mendalam yang aplikatif dan berkarakter.

Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan pendekatan ini, berikut adalah contoh modul ajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan pendekatan deep learning dengan Tujuan Pembelajaran:

🧾 Contoh Modul Ajar PAI Berbasis Deep Learning

Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan pesan-pesan pokok dari QS. At-Tiin

Model Pembelajaran: Deep Learning (Mindful – Meaningful – Joyful)

Langkah-langkah Pembelajaran:

  1. Pendahuluan (Mindful)
    Guru memulai dengan ice breaking dan mengajak siswa refleksi tentang hal-hal terbaik dalam diri mereka, seperti bakat, cita-cita, dan pencapaian kecil. Guru menanyakan: “Menurut kalian, manusia itu makhluk seperti apa?”
  2. Kegiatan Inti (Meaningful)
    • Siswa membaca QS. At-Tiin secara tartil dan bersama-sama menerjemahkan ayat-ayatnya.
    • Guru membimbing diskusi makna setiap ayat, terutama ayat yang berbicara tentang penciptaan manusia dalam bentuk terbaik dan konsekuensi moralnya.
    • Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk menganalisis: Apa pesan yang ingin disampaikan Allah melalui surat ini? Apa pengaruhnya terhadap perilaku kita sehari-hari?
    • Setiap kelompok membuat poster atau infografis sederhana berisi pesan moral dari QS. At-Tiin yang bisa ditempel di kelas atau mading sekolah.
  3. Penutup (Joyful)
    Siswa diminta menuliskan refleksi pribadi tentang satu kebaikan atau potensi dalam dirinya, dan bagaimana ia akan menjaganya agar tidak “kembali ke tempat yang serendah-rendahnya”. Kegiatan ditutup dengan nyanyian religi atau tanya-jawab ringan seputar materi.

Asesmen:

  • Formatif: Partisipasi dalam diskusi, keaktifan dalam kelompok, dan hasil poster.
  • Sumatif: Tes lisan menjelaskan isi surat dan pesan moralnya.
  • Reflektif: Tulisan pribadi tentang aplikasi QS. At-Tiin dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya mengetahui arti QS. At-Tiin, tetapi juga mampu menginternalisasi maknanya secara emosional dan aplikatif. Inilah esensi dari pembelajaran mendalam (deep learning): menumbuhkan pemahaman yang tidak berhenti di kepala, tetapi menyentuh hati dan diwujudkan dalam perilaku nyata.

Komentar