Analisi Bahan Ajar SKI KB-2

 

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

 

Nama                                           : RADIMAN

A.   Judul Modul                      : PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA

                                                 MASA BANI UMAYYAH DANBANI ABBASIYAH

B.   Kegiatan Belajar               : KB 2  

C.   Refleksi

 

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB

A.    Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

 

1. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah di Damaskus

Dinasti Bani Umayah berdiri selama lebih kurang 90 tahun (40-132 H atau  661- 750 M), dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M) adalah pendiri Dinasti Bani Umayah dan penguasa imperium yang sangat luas. Selama 20 tahun masa  pemerintahannya, ia terlibat dalam sejumlah peperangan dengan penguasa Romawi baik dalam pertempuran darat maupun laut. Wilayah kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Muawiyah meninggal dunia pada Kamis pertengahan Rajab 60 H dalam usia 78 tahun. Secara berturut-turut, para Khalifah Daulah Umayyah di Damaskus adalah sebagai berikut.
a. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-61 H/661-680 M); b. Yazid bin Muawiyah (61-64 H/680-683 M); c. Muawiyah II bin Yazid (64-65 H/683-684 M); d. Marwan bin al-Hakam (65-66 H/684-685 M); e. Abd al-Malik ibn Marwan (66-86 H/685-705 M); f. Al-Walid bin Abd al-Malik (86-97 H/705-715 M); g. Sulaiman bin Abdul Malik (97-99 H/715-717 M); h. Umar bin Abdul Aziz (99-102 H/717-720 M); i. Yazid II bin Abd al-Malik (102-106 H/720-724 M); j. Hisyam bin Abd al-Malik (106-126H/724-743 M); k. Al-Walid II bin Yazid (126-127 H/743-744 M); l. Yazid III bin al-Walid (127 H/744 M); m. Ibrahim bin al-Walid (127 H/744 M); n. Marwan II bin Muhammad (127-133 H/744-750 M)

 

2. Sistem Pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus

Adapun sistem pemerintahan yang diterapkan Bani Umayyah adalah sistem monarki (Monarchiheridetis), yang mana suksesi kepemimpinan dilakukan secara turun-temurun. Semenjak Muawiyah berkuasa, raja-raja Umayyah yang berkuasa kelak menunjuk penggantinya dan para pemuka agama diwajibkan menyatakan sumpah setia di hadapan raja.

Dalam menata administrasi pemerintahan, Bani Umayyah mengembangkan administrasi pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Pada masa Umar bin Khattab,  telah ada lima bentuk departemen, yaitu Nidham Al Maaly, Nidham Al Harbi, Nidham Ul Idary, Nidham Al Siasi dan Nidham Ul Qadi. Bentuk departemen ini kemudian dikembangkan lagi oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dalam bentuk yang lebih luas dan menyeluruh, sebagai berikut:

a. An-Nidham Al-Idari, meliputi

1) Ad-Dawawin. Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, Daulah Umayyah mendirikan empat dewan atau kantor pusat, yaitu : diwanul kharraj, diwanul rasail, diwanul mustaghilat al-mutanawi’ah, dan diwanul khatim. Keempat dewan ini memiliki tugas dan tanggung jawab mengurus surat-surat lamaran raja, menyiarkannya, menstempel, membungkus dengan kain dan dibalut dengan lilin kemudian di atasnya dicap.

2) Al-Imarah Ala Al-Buldan. Bani Umayyah membagi daerah Mamlakah Islamiyah menjadi lima wilayah besar, yaitu Hijaz, Yaman dan Najd (pedalaman jazirah Arab), Irak Arab dan Irak Ajam, Aman dan Bahrain, Karman dan Sajistan, Kabul dan Khurasan, negeri-negeri di belakang sungai (Ma Wara’a Nahri) dan Sind serta sebagian negeri Punjab, Mesir dan Sudan, Armenia, Azerbaijan, dan Asia Kecil, Afrika Utara, Libya, Andalusia, Sisilia, Sardinia dan Balyar.

3) Barid. Organisasi pos dalam tata usaha pemerintahan

4) Syurthah. Organisasi syurthah (kepolisian) dilanjutkan dan dikembangkan pada masa Daulah Umayyah.

 

b. An-Nidham Al-Mali ( Organisasi keuangan atau ekonomi.) meliputi

1) Al-Dharaib, yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara (alDharaib) pada zaman Daulah Umayyah.

2) Masharif Baitul Mal, yaitu pengeluaran keuangan pada masa Daulah Umayyah, pada umumnya sama seperti pada masa permulaan Islam yaitu untuk : (a) Gaji para pegawai dan tentara serta biaya tata usaha pemerintahan; (b) Pembangunan pertanian, termasuk irigasi dan penggalian ; (c) Biaya  orangorang yang menerima hukuman dan tawanan perang; (d) Biaya perlengkapan perang; dan (e) Hadiah-hadiah kepada para pujangga dan para ulama. Selain itu, para khalifah Umayyah menyediakan dana khusus untuk dinas rahasia.

c. An-Nidhamul-Harbi (Organisasi pertahanan) Muawiyah membangun armada musim panas dan armada musim dingin yang kuat dengan tujuan untuk: (1) mempertahankan daerah-daerah Islam dari serangan armada Romawi; dan (2) memperluas dakwah Islamiyah

d. An-Nidham Al-Qadhai (kekuasaan pengadilan) Kehakiman pada zaman itu mempunyai dua ciri khas yaitu : (1) seorang qadhi memutuskan perkara dengan ijtihadnya. (2) Kehakiman belum terpengaruh dengan politik. Kekuasaan kehakiman di zaman ini dibagi ke dalam tiga badan: (1) Al-Qadha, seorang qadhi bertugas menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan agama; (2) Al-Hisbah, seorang al-Muhtasib bertugas menyelesaikan perkara-perkara umum dan soal-soal pidana yang memerlukan tindakan cepat; dan (3) An-Nadhar fil Madhalim yaitu mahkamah tertinggi atau mahkamah banding

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah di Damaskus meliputi 3 bidang, yaitu : bidang diniyah, bidang tarikh dan bidang filsafat.  Para ahli sejarah menyimpulkan bahwa perkembangan gerakan ilmu pengetahuan dan budaya pada masa Bani Umayyah di Damaskus memfokuskan pada tiga gerakan besar yaitu; (1) Gerakan ilmu agama, karena didorong oleh semangat agama yang sangat kuat pada saat itu; (2) Gerakan filsafat, karena ahli agama di akhir Daulah Umayyah terpaksa menggunakan filsafat untuk menghadapi kaum Nasrani dan Yahudi; dan (3) Gerakan sejarah, karena ilmu-ilmu agama memerlukan riwayat. Kegiatan-kegiatan ilmiah tersebut berpusat di Kufah dan Basrah, Irak. Adapun bidang-bidang tersebut di antaranya adalah :

a.       Ilmu Tafsir, . Pada zaman ini keberadaan tafsir masih berkembang dalam bentuk lisan dan belum dibukukan. Ilmu tafsir pada saat itu belum berkembang seperti pada zaman Bani Abbasiyah.

b.       b. Ilmu Hadis, diawali dari masa khalifah Umar bin Abdul Aziz dan ulama hadis yang mulamula membukukan hadis yaitu Ibnu Az-Zuhri atas perintah khalifah Umar bin Abdul Aziz.

c.       Ilmu Kalam, Di masa inilah dimulai ilmu kalam dan munculah nama-nama, seperti Hasan Al-Basri, Ibn Shihab Al-Zuhri, dan Wasil ibn Ata’. Perang yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase) telah menyebabkan munculnya berbagai golongan, yaitu Muawiyah, Syiah, Khawarij dan sahabat-sahabat yang netral. Persoalan ini akhirnya menimbulkan tiga  aliran Ilmu Kalam dalam Islam, yaitu : (a) Aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari Islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh. (b)  Aliran Murjiah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin dan  bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuninya. (c) Aliran Mu’tazilah yang tidak menerima pendapat-pendapat di atas. Bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan pula mukmin

d.       Ilmu Qira'at, abang ilmu ini mempunyai kedudukan yang sangat penting pada permulaan Islam sehingga orang-orang yang pandai membaca Al-Qur’an pada saat itu disebut para Qurra.

e.        Ilmu Nahwu, Memulai mempelajari tata Bahasa Arab yang dikenal dengan nama nahwu adalah ketika seorang bayi memulai berbicara di lingkungannya. Tanpa tata bahasa maka pembicaraan tidak akan baik dan benar.

f.        Tarikh dan Geografi, munculnya ilmu geografi dipicu oleh berkembangnya dakwah Islam ke daerah-daerah baru yang luas dan jauh. Penulisan sejarah Islam dimulai pada saat terjadi peristiwa-peristiwa  penting dalam Islam dan dibukukannya dimulai pada saat Bani Umayyah  dan perkembangan pesat terjadi pada saat Bani Abbasiyah.

g.        Seni Bahasa, ada masa ini seni dan bahasa mengambil tempat yang  penting dalam hati pemerintah dan masyarakat Islam pada umumnya.

4. Kemunduran Bani Umayyah di Damaskus

Penyebab kemunduran dan  kehancuran Dinasti Umayyah dibagi menjadi dua, yaitu:

a.       Faktor Internal, 1) Konflik antara Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ali bin Abi Thalib; 2) Sistem Pemerintahan Demokrasi menjadi Monarki Heridetis; 3) Terjadinya Perebutan Kekuasaa; 4) Kelalaian Pemimpin dalam Menjalankan Roda Pemerintahan Dinasti Umayyah; 5) Perbedaan Derajat; 6) Perang antar Suku

b.       Faktor Eksternal, Pada umumnya, cara memimpin khalifah-khalifah  inasti Umayyah menyebabkan banyak dari masyarakat yang tidak puas. Bahkan,  muncul gerakangerakan oposisi yang menentang pemerintahan dinasti tersebut

B.     Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Abbasiyah

1.      Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah .

Bani Abbasiyah lahir tahun 132 H/ 750 M. Nama Abbasiyah yang dipakai
untuk nama bani ini diambil dari nama bapak pendiri Abbasiyah yaitu  Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad Saw. Proses berdirinya Bani Abbasiyah dimulai dari kemenangan Abu Abbas As Saffah dalam sebuah perang terbuka (al-Zab) melawan khalifah Bani Umayyah yang terakhir yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas diberi gelar As Saffah karena dia pemberani dan mampu memainkan mata pedangnya kepada lawan politiknya. Semua lawan politiknya diperangi dan  dikejarkejar, diusir keluar dari wilayah kekuasaan Abbasiyah yang baru direbut dari Bani Umayyah di Damaskus.

2.       Sistem Pemerintahan Bani Abbasiyah, Adapun sistem pemerintahan yang diterapkan Bani Abbasiyah adalah sistem  monarki  Monarchiheridetis), yang mana suksesi kepemimpinan dilakukan secara turun-temurun.

Berikut merupakan khalifah-khalifah yang memimpin Bani Abbasiyah:
a. Abu Abbas As-Saffah (132-136 H/ 749-754 M); b. Abu Ja'far al-Mansur (136-158 H/ 750-775 M); c. Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi (158-169H/ 775-785 M); d. Abu Muhammad Musa al-Hadi (169-170 H/ 785-786 M); e. Abu Ja’far Harun ar-Rasyid (170-193 H/ 786-809 M); f. Abu Musa Muhammad Al-Amin (193-198 H/ 809-813 M) ; g. Abu Ja’far Abdullah Al-Ma'mun (198-201 H/ 813-817 M);h. Ibrahim bin al-Mahdi di Baghdad (201-203 H/ 813-819 M);i. Abu Ishaq Muhammad Al-Mu'tasim (218-227 H/ 833-842 M);j. Abu Ja’far Harun Al-Watsiq (227-232 H/ 842-847 M);k. Abul Fadl Ja’far Al-Mutawakkil (232-247 H/ 847-861 M);l. Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir (247-248 H/ 861-862 M);m. Abu Abbas Ahmad Al-Musta'in (248-252 H/ 862-866 M);n. Abu Abdullah Muhammad dan Al-Mu'tazz (252-255 H-866-869 M);o. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi (255-256 H/ 869-870 M);p. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu'tamid (256-279 H/ 870-892 M);q. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu'tadid (279-289 H/ 892-902 M);r. Abu Muhammad Ali al-Muktafi (289-295 H/ 902-908 M);s. Abu Fadl Ja’far Al-Muqtadir (295-320 H/ 908-932 M);t. Abu Mansur Muhammad Al-Qahir (320-322 H/ 932-934 M);u. Abu Al-Abbas Ahmad Ar-Radhi (322-329 H/ 934-940 M);v. Abu Al-Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi (329-333 H/ 940-944 M);w. Abu Al-Qasim Abdullah Al-Mustakfi (333-334 H/ 944-946 M);x. Abu Al-Qasim al-Fadl Al-Mu’thi (334-363 H/ 946-974 M);y. Abu Al-Fadl Abdul Karim At-Tha'i (363-381 H/ 974-991 M);z. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qadir (381-422 H/ 991-1031 M);aa. Abu Ja’far Abdullah Al-Qa'im (422-467 H/ 1031-1075 M); bb. Abu Al-Qasim Abdullah Al-Muqtadi (467-487 H/ 1075-1094 M); cc. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mustazhir (487-512 H/ 1094-1118 M); dd.Abu Mansur Al-Fadl Al-Mustarsyid (512-529 H/ 1118-1135 M); ee. Abu Ja’far al-Mansur Ar-Rasyid (529-530 H/ 1135-1136 M); ff. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi (530-555 H/ 1136-1160 M); gg. Abu Al-Muzaffar Al-Mustanjid (555-566 H/ 1160-1170 M); hh.Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadhi’ (566-575 H/ 1170-1180 M); ii. Abu Al-Abbas Ahmad An-Nashir (575-622 H/ 1180-1225 M); jj. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir (622-623 H/ 1225-1226 M); kk. Abu Ja’far Al-Mansur Al-Mustansir (623-640 H/ 1226-1242 M); ll. Abu Ahmad Abdullah Al-Musta'shim (640-656 H/ 1242-1258 M)

3.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Abbasiyah

a.      a. Ilmu Tafsir , Penafsiran Al-Qur’an pun berkembang
tidak hanya dengan penafsiran makna, tetapi juga penafsiran “Bil al  Ma’tsur dan “Bi al-Ra’yi” Metode Tafsir bi al-Ma’tsur. Metode ini fokus pada riwayat-riwayat yang shahih, baik menggunakan ayat dengan ayat, hadis, dan perkataan sahabat atau tabi’in. Ada beberapa tokoh yang dikenal mempopulerkan metode ini yaitu Imam at-Thabari, Ibnu Katsir, As-Suyuthi

b.     Ilmu Hadis, Pada masa ini kajian hadis sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an berkembang dengan cara menelusuri keotentikan Hadis. Hal  inilah yang mengilhami  terbentuknya ilmu-ilmu Jarh wa Ta'dil dan ilmu Mustalahul Hadis, sehingga para ulama hadis berhasil mengkodifikasi hadis ke dalam kitab secara teratur dan sistemik Di antara kitab-kitab Hadis yang berhasil disusun adalah kitab Hadis “Kutub as-Sittah”, yang disusun oleh enam ulama’ Hadis, Imam Muslim (wafat 261 H), Imam Bukhari (wafat 256 H), Imam Turmudzi (wafat 279 H), Ibnu Majah  (wafat 273 H), Imam Nasa’i (wafat 303 H), Abu
Dawud (wafat 275 H).

c.       Ilmu Kalam, Pada masa al-Ma’mun dan Harun al-Rasyid, ilmu kalam (teologi) mendapat tempat yang luas, bahkan sangat mempengaruhi keadaan pemerintahan saat itu

d.     d. Ilmu Fiqh, Di antara kebanggaan pemerintahan Abbasiyah adalah adanya empat ulama’ Fiqih yang terkenal pada saat itu sampai sekarang ini, yaitu Imam Abu Hanifah (wafat 129 H, Imam Malik (wafat 179 H), Imam Syafi’i (wafat 204 H) dan Imam Ahmad bin Hambal (wafat 241 H).

e.      Ilmu Tasawuf, Di samping ilmu Fiqh, pada masa Abbasiyah juga muncul dan berkembang ilmu Tasawuf. Ilmu ini telah memberi pengaruh yang besar bagi kebudayaan Islam. D wilayah Abbasiyah yang dibawa oleh para sufi-sufi terkemuka, seperti: (1) Abu Kasim Abdul Karim bin Hawazin al Qusyairi (wafat 465 H), kitabnya yang terkenal adalah Ar-Risalah alQusyairiyah. (2) Abu Hafas Umar bin Muhammad Syahabuddin (wafat 632 H), kitabnya yang terkenal adalah Awariful Ma’arif. (3) Imam al Ghazali (wafat 502 H), kitabnya yang terkenal adalah Ihya ’Ulumuddin.

f.        Ilmu Filsafat, ada masa Abbasiyah ilmu pengetahuan telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran khalifahnya yang mendukung kemajuan itu.

g.      Ilmu Kedokteran, Ilmu Kedokteran tumbuh dan berkembang pada masa Khalifah Harun AlRasyid abad 9 M. Hal ini ditandai dengan  berdirinya rumah sakit yang didirikan oleh Harun Al-Rasyid dan selanjutnya berkembang menjadi 34 rumah sakit Islam

h.     Ilmu Kimia, alam bidang ilmu Kimia, ilmuwan yang terkenal adalah Jabir Ibnu Hayyan, yang diberi gelar “Bapak Ilmu Kimia Arab”.

i.        Ilmu Astronomi, pada mulanya dipakai untuk menentukan arah kiblat. Pada perkembangannya ilmu ini dipakai para pedagang, para pelaut dan para tentara untuk menyebarkan agama di luar negeri. ulama yang ahli dalam ilmu astronomi adalah Al-Khawarizmi (wafat 846).

j.        Ilmu Matematika, Dalam ilmu ini orang Arab (Islam) memberikan sumbangan yang besar sekali bagi peradaban manusia dengan menemukan “Angka Arab“, seperti yang kita pakai sampai sekarang (123456789)

4.      Kemunduran Bani Abbasiyah

a.      Faktor Internal yaitu  1) Adanya persaingan tidak sehat di antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam Daulah Abbasiyah, terutama  Arab, Persia, dan Turki; 2) Terjadinya perselisihan pendapat diantara kelompok pemikiran agamayang ada, yang berkembang menjadi pertumpahan darah; 3) Munculnya dinasti-dinasti kecil sebagai akibat perpecahan sosial yang berkepanjangan.; 4) Akhirnya terjadi kemero osotan tingkat perekonomian sebagai akibat dari bentrokan politik.

b.      Faktor Eksternal meliputi 1) Perang Salib; 2) Serangan Bangsa Mongol

C.     Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

1.      Sejarah Berdirinya Bani Umayyah di Andalusia

Bani Umayyah di Andalusia adalah kekhalifahan Islam yang pernah berkuasa di Semenanjung Iberia dalam rentang waktu antara abad ke-8 sampai abad ke-12. Ada 2 faktor utama yang diidentifikasi menjadi sebab masuknya Islam di Andalusia. Pertama, faktor internal, yakni kemauan kuat para penguasa Islam untuk mengembangkan dan membebaskan menjadi wilayah Islam.; Kedua, faktor eksternal, yakni suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.

2.      2. Sistem Pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia, setelah lebih dari 150 tahun setelah jatuhnya Dinasti Umayyah di Damaskus, pemerintahan Emirat Cordoba yang menjadi sisa-sisa kekuasaan Dinasti Umayyah, mengubah statusnya menjadi pemerintahan Kekhalifahan Cordoba pada 929 M.

3.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

a.       Ilmu Filsafat, Dikembangkan abad ke-9 selama pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman. Abu Bakar Muhammad bin al-Sayigh Ibnu Bajjah). Masalah yang dikemukakan bersifat etis dan eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid Abu Bakar bin Thufail. Ibnu Rusyd menafsirkan naskahnaskah Aristoteles dengan cermat dan hati-hati dalam menyelaraskan antara filsafat dan agama. Abbas ibn Farnas, ahli kimia dan astronomi, menemukan pembuatan  kaca dari batu. Ibrahim al-Naqqash, ahli astronomi, dapat menentukan waktu gerhana matahari, membuat teropong, dan dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova merupakan ahli farmasi. Umm alHasan bint Abi Ja’far dan audara perempuan al-Hafidz, dua ahli kedokteran dari kalangan wanita. Ibn Jubair, menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterranea dan Sisilia, Ibnu Batutah menulis tentang negeri Samudra Pasai dan Cina, Ibn Khaldun perumus filsafat sejarah, Ziyad bin Abdurrahman yang memperkenalkan mazhab Maliki, Ibn Yahya yang menjadi Qadhi. Musik dan Seni, al-Hasan bin Nafi sang penggubah lagu yang dijuluki Zaryab, bahasa dan sastra Ibn Sayyidih Ibn Malik (pengarang Alfiyah), Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu Hasan ibn Usfur, Abu Hayyan al-Gharnathi.

b.       Ilmu Kedokteran, Ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang cukup menonjol. Spanyol yang membentuk sebuah unit kebudayaan, juga melahirkan ahli kedokteran, seperti Ibnu Rusyd dan Ibnu Juljul.

c.       Astronomi, Dalam bidang astronomi dapat disebutkan tokohnya adalah Abu Ma’syar

d.       Matematika, Dalam bidang matematika yang berkembang pada masa itu adalah perhitungan.

e.       Bahasa dan Sastra, Bahasa dan sastra telah menjadi bahasa  administrasi pemerintahan Islam di Spanyol, khususnya di Cordova. Hal ini dapat diterima oleh orang-orang muslim dan non muslim.

f.        Sejarah dan Geografi, alam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan  banyak pemikir terkenal, Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentangnegeri-negeri Muslim Mediterania dan Sisilia dan Ibnu Batutah dari Tangier (1304-
1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibnu Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunisia adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika.

4.      Kemunduran Bani Umayyah di Andalusia

a.       Konflik Islam dengan Kristen. ‘’Para penguasa Muslim tak melakukan Islamisasi secara sempurna,’’.

b.      Tidak adanya ideologi pemersatu.

c.       Kesulitan ekonomi

d.      Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.

e.       Peradaban Islam di Spanyol sulit untuk meminta bantuan dari kekuatan Islam di tempat lain, kecuali Afrika Utara

 

2

Daftar materi pada KB yang sulit dipahami

1.      Bagaimana persinggungan dan pengaruh barat terhadap perkembangan IPTEK Islam.

2.      Tentang sistematika pergantian pemimpin, kenapa berbeda-beda

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

Perkembangan keilmuan khususnya ilmu alam yang begitu cepat, cenderung bersumber kepada ilmuwan berfaham mu’tazilah.  Tetapi hari ini faham Mu’tazilah diyakini sebagai faham yang menyimpang. Mungkinkah ini penyebab kemunduran Islam pada masa ini?

 

Komentar