Kelas IV BAB 2 IKM



Gambar 2.1 99 Asmaulhusna

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran kalian mampu:
  1. Menjelaskan arti Asmaulhusna al-Mālik, al-Azīz, al-Quddūs, as-Salām dan al-Mu’min.
  2. Membuat karya berupa kaligrafi al-Mālik, al-Azīz, al-Quddūs, as-Salām dan al-Mu’min beserta artinya secara berkelompok.
  3. Membiasakan sikap suka menahan diri, mandiri, cinta kebersihan, menjaga lisan, dan hidup tertib.
  4. Meyakini adanya Allah yang Maharaja, Mahamulia, Mahasuci, Maha–sejahtera dan Maha Pemberi Keamanan.


Ayo Tadarus!

Sebelum pelajaran dimulai, bacalah Al-Qur’an dengan tartil!


Allah Swt. memiliki nama-nama yang agung dan indah, nama-nama tersebut dikenal dengan Asmaulhusna. Asmaulhusna artinya nama-nama yang baik (indah). Cara mengenal Allah Swt. dapat dilakukan dengan mengetahui Asmaulhusna.

Mengetahui Asmaulhusna dilakukan dengan cara membacanya dengan benar, memahami maknanya kemudian menghafalnya. Kita juga diperintah untuk berdoa dengan Asmaulhusna.
Bacalah ayat berikut Q.S al-A’rāf/7:180 dan terjemahnya!

Terjemah:
Dan Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orangorang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

A. Lima Asmaulhusna dan Artinya
1. Al-Mālik

Gambar 2.3 Kaligrafi al-Mālik
Al-Mālik adalah salah satu nama Allah Swt. yang agung. Al-Mālik berarti Maharaja, Penguasa atas semua makhluk-Nya. Allah Swt. sendiri yang mengatur segala urusan mahkluk, karena hanya Allah Swt. yang Mahakaya dan Pemberi rezeki. Dia yang menguasai serta mengatur kehidupan dan kematian semua makhluk.

Allah Swt. memiliki kewenangan mutlak untuk mengatur dan memutuskan kepentingan seluruh makhluk tanpa butuh bantuan, tanpa bisa dihalangi, dan tanpa butuh pendukung.

Allah Swt. mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, menjauhkan kesedihan, menolong orang yang dizalimi, membalas orang yang zalim, mengayakan orang miskin, mencukupkan orang yang lemah, menyembuhkan orang sakit, memuliakan orang yang terhina, menghinakan orang yang mulia, mengabulkan doa, mengangkat dan merendahkan derajat seseorang.

Dalam mengelola kekuasaan-Nya, Allah Swt. menyeimbangkan antara keadilan, kebaikan, hikmah, maslahat dan rahmat.

2. Al-‘Azīz
Gambar 2.4 Kaligrafi al-‘Azīz
Al-‘Azīz adalah nama yang mencerminkan kemuliaan dan kebesaran zatNya. Allah Swt. mempunyai kedudukan yang Mahatinggi. Dia pemilik tunggal segala kemuliaan dan Dia yang memberikan kemuliaan kepada siapa saja yang dikehendaki.

Dengan kehendak-Nya seseorang dapat menjadi mulia dan dengan kehendak-Nya pula seseorang dapat menjadi hina. Kita harus menjaga kemuliaan dan kehormatan dengan cara menaati perintah-Nya dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Maka, sungguh benar bahwa Allah Swt. adalah Al-‘Azīz, Tuhan yang Mahamulia yang tidak membutuhkan sesuatupun dari makhluk-Nya. Tuhan yang Mahatinggi yang tidak satupun makhluk-Nya mampu menggapai ketinggian zat-Nya.

Tanda keperkasaan dan keagungan Allah Swt. pada setiap makhluk terlihat dalam rezeki yang dberikan-Nya, ilmu, hikmah dan juga pada setiap rahmat-Nya.

3. Al-Quddūs 
Gambar 2.5 Kaligrafi al-Quddūs

Al-Quddūs memiliki arti bahwa Allah Swt. adalah Zat yang tersucikan dari segala macam kekurangan. Allah Swt. adalah satu-satunya sembahan bagi semua makhluk. Al-Quddūs juga menunjukkan bahwa Allah Swt. Mahasuci dari keserupaan makhluk dengan-Nya dan Mahasuci dari adanya sesuatu yang menyerupai-Nya. 

Allah Swt. terbebas dari segala kekurangan dan cela. Dia berhak atas segala sifat kesempurnaan.
ُ
4. As-Salām 
Gambar 2.6 Kaligrafi as-Salām

As-Salām berarti Allah Swt. Mahasejahtera dan Maha menyelamatkan. Makna yang terkandung dalam Asmaulhusna ini adalah Dia selamat dari segala aib maupun kekurangan karena kesempurnaan Zat, sifat dan perbuatan-Nya. Allah Swt. pemberi keselamatan pada hamba-hamba-Nya.

As-Salām juga mencerminkan sebuah kasih sayang dan kedamaian. Allah Swt. adalah Tuhan yang selalu mengayomi serta memberikan rasa damai bagi hamba-Nya. Kedamaian adalah simbol kebahagiaan seluruh umat manusia. Nama As-Salām mengajarkan kita untuk selalu menyebarkan kedamaian dan menghindari pertengkaran.

Kedamaian berarti padamnya api permusuhan yang disertai dengan tertanamnya kecintaan dan kasih sayang. Islam sangat menganjurkan terciptanya kedamaian. Oleh karena itu salam dijadikan sebagai tanda penghormatan bagi sesama mukmin di dunia. Di akhirat kelak, mereka akan  mendapatkan salam penghormatan dari Allah Swt.

5.
Al-Mu’min 
Gambar 2.7 Kaligrafi al-Mu’min

Al-Mu’min mengandung arti bahwa Allah Swt. adalah Tuhan yang memberi rasa aman pada seluruh makhluk-Nya. Dialah yang mengayomi dan menyediakan segala fasilitas bagi hamba-hamba-Nya, sehingga mereka dapat hidup tenteram. Karena Allah bersifat demikian, maka kitapun harus berusaha untuk menciptakan keamanan bagi setiap orang di sekeliling kita, seperti keluarga, tetangga dan teman.
Al-Mu’min juga mempunyai pengertian bahwa:
  • Allah Swt. memberikan keamanan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa dari siksa.
  • Allah Swt. menepati janji-Nya kepada seluruh hamba yang beriman dan bertakwa dengan memberi kemenangan yang besar serta memasukkan ke surga yang penuh kenikmatan.
  • Allah Swt. memberi rasa aman bagi orang-orang yang takut.


B. Berakhlak dengan Lima Asmaulhusna
Kalian telah belajar lima Asmaulhusna dan artinya. Sebagian sifat-sifat Allah Swt. tergambar dalam Asmaulhusna tersebut. Dalam suatu riwayat, Rasulullah saw. bersabda, “latihlah diri kalian berakhlak dengan akhlak/sifat-sifat Allah”. Beberapa contoh akhlak untuk meneladani sifat Allah dalam lima Asmaulhusna al-Mālik, al-Azīz, al-Quddūs, as-Salām dan al-Mu’min antara lain:

1. Menahan diri
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 2.8 Menahan diri dari marah

Pernahkah kalian mengalami peristiwa seperti pada gambar di atas?
Bagaimana pengalaman kalian saat dicurangi oleh teman waktu bermain?

Marah itu manusiawi, kodrat manusia. Namun bila marah itu dilampiaskan dalam bentuk tindakan maka keadaan akan penuh perselisihan, jauh dari kedamaian. Apabila anak yang bersalah tidak egois dan minta maaf dan kalianpun mampu mengendalikan diri dan memaafkan yang bersalah, maka ketentraman akan diraih kembali.

Menahan diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain merupakan wujud dari kemampuan menguasai diri. Menahan diri dapat diterapkan dalam banyak hal. Contohnya menahan diri dari membeli sesuatu yang tidak penting, menahan diri dari bermain yang berlebihan, menahan diri dari berbuat curang.

Menahan diri adalah cerminan dari kemampuan menguasai diri ketika hendak berbuat yang buruk atau merugikan orang lain. Ini adalah sebagian dari akhlak yang meneladani Asmaulhusna Al-Mālik.

2. Mandiri

Mandiri artinya mengerjakan segala sesuatu sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Kebiasaan hidup mandiri harus dimulai sejak dini. Makan sendiri, mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyiapkan alat sekolah sendiri. Hidup mandiri akan melahirkan anak yang tangguh, optimis dan percaya diri dalam hidupnya. Ia tidak mudah menggantungkan pekerjaannya kepada orang lain, baik orang tua, saudara atau teman.

Kemandirian akan mengantarkan seseorang pada derajat kemuliaan. Mulia di hadapan Allah dan manusia. Mulia di hadapan Allah, sebab ia mengikuti anjuran syariatnya sebagaimana dicontohkan nabi-Nya. Mulia di hadapan manusia karena orang lain tidak merasa terganggu dengan sikapnya.

Perilaku mandiri salah satu contoh perbuatan yang meneladani Asmaulhusna
Al-‘Azīz. Dengan mandiri hidup menjadi mulia.


3. Cinta kebersihan


Fitrah manusia suka keindahan dan kebersihan. Sehingga semua manusia suka hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan. Mencintai kebersihan diajarkan oleh agama Islam. Di samping juga, memberikan dampak manfaat bagi kesehatan, baik jasmani dan rohani.

Oleh karena itu, kebersihan merupakan hal yang mendapat perhatian besar dari agama Islam. Nabi Muhammad Saw. bersabda bahwa kebersihan sebagian dari iman. Perhatian Islam dapat dibuktikan dengan kewajiban wudu sebelum salat, anjuran bersiwak, kewajiban mandi, bersuci setelah hadas.

Memperhatikan kebersihan bukan hanya kebersihan badan, pakaian dan tempat. Namun yang paling penting lagi adalah kebersihan hati. Islam  meminta kita untuk menjauhi penyakit hati seperti sombong, dengki, riya, dan bangga diri.

Kebiasaan hidup bersih merupakan akhlak terpuji yang meneladani Asmaulhusna Al-Quddūs. Setiap saat kita harus berusaha menjaga kebersihan diri, lingkungan dan alam sekitar.


4. Menjaga lisan

Demikianlah manfaat dan bahaya lisan. Kadang ia membuat orang senang hati dan di lain waktu membuat orang sakit hati. Maka jagalah lisan agar selalu  menyenangkan bukan menyakitkan. Hati-hatilah berbicara!

Pikirkan untung ruginya sebelum terucap menjadi kata-kata! Lalu untuk apa sebaiknya lisan digunakan?

Gunakanlah lisan untuk berzikir, membaca Al-Qur’an, menasehati dalam kebaikan, mengajarkan ilmu dan amal salih lainnya sesuai tuntunan. Jauhkan dari dosa-dosa lisan seperti adu domba, fitnah, gibah, mencela membuka aib seseorang.

Kita harus selalu menjaga lisan dari perkataan yang menyakiti hati orang lain. Dengan demikian berarti kita telah membuat orang lain tenteram dan damai. Inilah salah satu perilaku yang meneladani Asmaulhusna As-Salām.

5. Hidup tertib

Bagaimana keadaan suatu pertandingan bila penonton membuat kekacauan dengan melemparkan botol ke lapangan? Suasana tidak aman, takut dan marah akan meliputi suasana batin setiap orang jika ketertiban tak diindahkan. 

Kepatuhan pada aturan harus dibiasakan. Di manapun kita berada dan kapanpun waktunya. Ketika kalian berada di rumah, sekolah, masjid atau tempat lainnya, maka ikutilah aturan! Inilah kunci mewujudkan rasa aman di tengah masyarakat. Mengikuti aturan inilah yang disebut tertib. Menciptakan ketertiban sehingga membuat orang lain merasa aman merupakan salah satu teladan dari Asmaulhusna Al-Mu’min.

Sikapku

  1. Membiasakan sikap suka menahan diri, mandiri, cinta kebersihan, menjaga lisan, dan hidup tertib.
  2. Meyakini adanya Allah yang Maharaja, Mahamulia, Mahasuci, Mahasejahtera dan Maha Pemberi kedamaian.


Pengayaan
  1. Bacalah tentang kisah-kisah atau kejadian yang menunjukkan sifat-sifat Allah Swt. dalam Asmaulhusna
  2. Paparkan hasil bacaanmu di depan kelas!

Komentar